KOMPAS.com - Disorganisasi keluarga adalah istilah yang merujuk pada kondisi tidak harmonis atau rukun dalam sebuah keluarga.
Biasanya hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan salah satu anggota keluarga dalam memenuhi tanggung jawab atau kewajibannya.
Apa yang dimaksud dengan disorganisasi keluarga?
Menurut Syamsu Budiyanti dalam buku Analisis Sosial Sebuah Pengantar (2022), yang dimaksud dengan disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga.
Salah satu bentuk disorganisasi keluarga yang paling tampak adalah unit keluarga yang tidak lengkap dan perceraian.
Baca juga: Peran dan Fungsi Keluarga
Dikutip dari buku Sosiologi (2014) oleh Urip Sucipto, berikut pengertian disorganisasi keluarga:
"Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga yang diakibatkan oleh kegagalan salah satu anggotanya dalam memenuhi peran sosial mereka."
Berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga.
Pada dasarnya, disorganisasi ini tidak selalu berujung pada perceraian. Karena ada yang lebih memilih untuk menjaga jarak atau menghindar.
Kondisi inilah yang memunculkan berbagai dampak negatif dalam diri anggota keluarga. Salah satu dampak disorganisasi keluarga adalah timbulnya masalah ekonomi
Kegagalan orangtua dalam memenuhi kebutuhan keluarganya bisa menimbulkan permasalahan ekonomi baru, seperti kemiskinan dan tindakan kriminal.
Baca juga: Peran Lembaga Sosial Keluarga dan Fungsinya
Selain berdampak pada kondisi ekonomi, disorganisasi keluarga juga bisa menyebabkan gangguan psikologis dalam diri anak maupun orangtua.
Misal, anak yang trauma dengan perceraian orangtuanya akan sulit membuka diri pada orang lain terutama lawan jenis.
Dampak disorganisasi keluarga lainnya adalah gangguan komunikasi di antara anggota keluarga. Sehingga kondisi keluarga pun menjadi tidak nyaman.
Jika disimpulkan, ada tiga dampak disorganisasi keluarga yang paling utama, yakni:
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.