KOMPAS.com – Tapai singkong adalah salah satu makanan fermentasi khas Indonesia yang dibuat melalui bioteknologi konvensional. Pada pembuatan tapai singkong, mikroorganisme yang berperan adalah Saccharomyces cerevisiae.
Saccharomyces cerevisiae adalah mikroorganisme berupa jamur bersel tunggal (uniseluler) yang lebih dikenal sebagai ragi.
Dilansir dari Biology Dictionary, Saccharomyces cerevisiae secara alami tumbuh pada buah-buahan seperti anggur, kurma, beri, apel, persik, dan biji-bijian (misalnya gandum dan barley).
Baca juga: Mikroorganisme Dalam Makanan dan Minuman
Mikroorganisme ini telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu untuk membuat makanan, salah satunya adalah roti.
Dilansir dari Microbiology Notes, Saccharomyces cerevisiae adalah organisme kemoorganotrof yang tidak memerlukan sinar matahari untuk tumbuh dan menggunakan senyawa organik sebagai sumber energi.
Saccharomyces cerevisiae memakan enam karbon seperti glukosa dan fruktosa, dan gula 12 atom karbon seperti sukrosa dan juga maltosa.
Saccharomyces cerevisiae bereproduksi dengan sangat cepat pada suhu sekitar 25 hingga 27 derajat celcius di pH netral ataupun sedikit asam.
Baca juga: Mikroorganisme Penghasil Antibiotik
Saccharomyces cerevisiae adalah mikroorganisme yang digunakan pada pembuatan tapai singkong.
Namun, ternyata Saccharomyces cerevisiae juga digunakan dalam pembuatan roti, minuman beralkohol, minuman berkarbonasi, suplemen nutrisi, dan juga probiotik.
Saccharomyces cerevisiae atau ragi membuat tapai singkong melalui fermentasi. Saccharomyces cerevisiae melakukan fermentasi anaerobik yang tidak memerlukan oksigen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.