Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 30/01/2023, 10:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ALKISAH menurut wiracarita Mahabharata, Kurawa merupakan seratus anak-anak Raja Drestarastra. Satu di antara seratus Kurawa bernama Yuyutsu tidak dilahirkan oleh Permaisuri Gendari tetapi seorang selir bernama Sugada yang berasal dari kasta Waisya.

Raja Drestarastra memutuskan untuk berhubungan dengan Sugada sebab ia meragukan Ratu Gandari, yang belum melahirkan seorang anak pun meskipun usia kandungan sudah melewati sembilan bulan.

Berkat bantuan Resi Abiyasa, sang ratu berhasil memperoleh keturunan, yang kemudian dikenal sebagai Sata Kurawa alias Seratus Kurawa karena jumlahnya memang seratus.

Pada saat yang sama, anak hasil hubungan Drestarastra dan Sugada juga lahir, yang diberi nama Yuyutsu. Berbeda dengan para Kurawa, Yuyutsu tidak jahat terhadap para Pandawa.

Baca juga: Kisah Srikandi dalam Mahabharata

Dalam Sabhaparwa, jilid kedua Mahabharata yang menceritakan permainan dadu antara Kurawa melawan Pandawa, Yuyutsu bersimpati kepada Pandawa setelah sepupu mereka tersebut menderita kekalahan.

Bersama para sesepuh Dinasti Kuru, Yuyutsu menentang Suyudana mengundang para Pandawa bermain untuk yang kedua kalinya, dengan taruhan masa pengasingan. Namun, permainan tetap diselenggarakan.

Dalam kitab Bhismaparwa dikisahkan bahwa sebelum perang Bharatayuda pecah di padang Kurusetra dimulai, Yudistira maju ke hadapan pasukan Kurawa untuk memastikan apakah ada yang berubah pikiran dan mau berpihak kepadanya. Hanya Yuyutsu yang menanggapinya. Ia keluar dari barisan pasukan Kurawa demi bergabung dengan Pandawa.

Yuyutsu merupakan seorang maharathi, yaitu kesatria sakti-mandraguna yang mampu bertarung dengan 720.000 orang sekaligus. Dalam perang di Kurukshetra, ia berperan penting sebagai informan pihak Pandawa, yang membocorkan informasi-informasi seputar strategi perang Kurawa serta rencana jahat Duryodana berdasarkan hasutan Sengkuni.

Setelah Bharatayuda berakhir, Yuyutsu termasuk di antara sedikit kesatria yang tersisa bertahan hidup. Dalam bagian akhir kitab Striparwa, Yuyutsu beserta keluarganya melangsungkan upacara terakhir bagi saudara dan teman-temannya yang gugur di Kurukshetra.

Ketika Yudistira mewarisi takhta kerajaan Kuru dan beristana di Hastinapura, Yuyutsu diberi kuasa atas kota Indraprasta, yang didirikan oleh para Pandawa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+