Oleh: Rina Kastori, Guru SMPN 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com- Demokrasi Terpimpin menggantikan sistem demokrasi liberal, berlaku sejak 1959 hingga 1965.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, kekuasaan presiden sangat besar sehingga cenderung ke arah otoriter. Akibatnya sering terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945.
Soekarno dengan konsep Demokrasi Terpimpinnya menilai Demokrasi Barat bersifat liberal dan tidak dapat menciptakan kestabilan politik.
Menurut Soekarno, penerapan sistem Demokrasi Barat menyebabkan tidak terbentuknya pemerintahan yang kuat untuk membangun Indonesia.
Pandangan Soekarno terhadap sistem liberal ini akhirnya berpengaruh terhadap kehidupan partai politik di Indonesia.
Partai politik dianggap sebagai sebuah penyakit yang lebih parah daripada perasaan kesukuan dan kedaerahan.
Penyakit inilah yang menyebabkan tidak adanya satu kesatuan dalam membangun Indonesia. Partai yang ada pada waktu itu berjumlah 40, dan dibubarkan.
Baca juga: Demokrasi Terpimpin (1957-1965): Sejarah dan Latar Belakangnya
Namun demikian, Demokrasi Terpimpin masih menyisakan sejumlah partai untuk berkembang.
Dilakukan dengan pertimbangan Soekarno akan keseimbangan kekuatan dengan kalangan militer. Beberapa partai dimanfaatkan Soekarno untuk dijadikan penyeimbang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.