Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Jenis Hujan beserta Manfaatnya

Kompas.com - 03/10/2022, 08:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Editor

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan merupakan bentuk presipitasi atau endapan dari cairan atau zat padat.

Hujan menjadi sumber air bersih utama di sebagian besar wilayah dunia. Sebab, air yang dihasilkan dapat membantu berbagai ekosistem.

Jenis-jenis hujan

Ilustrasi hujan di musim kemarau. BMKG mengungkap, empat daerah di Jabar tidak mengalami musim kemarau sejak 2021 hingga saat ini, yakni Ciamis, Tasikmalaya, Garut, dan Pangandaran.SHUTTERSTOCK/Ju_see Ilustrasi hujan di musim kemarau. BMKG mengungkap, empat daerah di Jabar tidak mengalami musim kemarau sejak 2021 hingga saat ini, yakni Ciamis, Tasikmalaya, Garut, dan Pangandaran.

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibagi menjadi:

  • Hujan konvektif
  • Hujan orografis atau relief
  • Hujan frontal
  • Hujan muson.

Berikut penjelasannya:

Hujan konvektif

Terjadi akibat perbedaan panas di lapisan udara dan permukaan tanah.

Makin naik ke atmosfer, udara panas akan mendingin, hingga akhirnya uap air yang mengembun, membentuk awan cumulonimbus yang turun menjadi hujan.

Jenis hujan ini terjadi di seluruh wilayah, melainkan hanya pada cakupan wilayah yang kecil, sehingga di daerah tertentu hujan turun dengan deras, tetapi sekitarnya tidak.

Baca juga: Hujan Buatan: Proses dan Manfaatnya

Hujan orografis atau relief

Umumnya terjadi di perbukitan atau pegunungan, karena angin yang datang mendorong udara mengarah pada bukit, pegunungan maupun hutan hujan tropis.

Udara yang mencapai bukit, perlahan menjadi lebih dingin. Ketika mencapai kelembapan, ia akan mengembun menjadi awan, lalu turun menjadi tetesan hujan.

Hujan frontal

Terjadi saat pertemuan udara dingin dan hangat. Hujan akan terjadi saat udara panas naik menuju atmosfer kemudian menabrak udara dingin di atasnya.

Udara yang dingin itu berubah menjadi awan stratus, kemudian turun sebagai hujan. Hujan ini biasanya disertai badai petir dan kilat, selama beberapa jam.

Hujan muson

Terjadi akibat angin muson (monsun), atau yang lebih dikenal sebagai angin yang menyebabkan musim hujan dan kemarau.

Angin monsun berembus dari Benua Asia ke Australia, seiring dengan perubahan musim yang ada.

Baca juga: Mengenal Hujan Zenithal

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com