Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Untuk mengetahui keadaan cuaca di suatu tempat, baik dalam jangka pendek maupun panjang, biasanya banyak orang membutuhkan prakiraan cuaca agar dapat mempersiapkan diri sebelum keluar rumah.
Sebab, keadaan cuaca bisa berubah setiap saat. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti Matahari, awan, hujan, angin, dan suhu udara.
Prakiraan cuaca sendiri bisa didapatkan melalui televisi, koran, atau bahkan ponsel. Di Indonesia prakiraan cuaca dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Prakiraan cuaca BMKG ini dilakukan oleh seorang prakirawan cuaca (forecaster) menggunakan berbagai alat canggih.
Baca juga: 6 Unsur Pembentuk Cuaca
Prakiraan cuaca adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperkirakan keadaan atmosfer di waktu yang akan datang dan di wilayah tertentu.
Saat ini, prakiraan cuaca dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai keadaan atmosfer dengan menggunakan ilmu pengetahuan tentang proses-proses yang terjadi di atmosfer.
Selama beribu-ribu tahun, manusia telah mencoba untuk meramalkan cuaca. Pada tahun 650 SM, orang-orang Babilonia meramalkan cuaca dengan melihat pola-pola awan.
Sekitar tahun 340 SM, Aristoteles menjelaskan pola-pola cuaca dalam meteorologi. Orang-orang Cina mulai memperkirakan cuaca sekitar tahun 300 SM.
Metode prakiraan cuaca kuno biasanya mengandalkan pengamatan terhadap pola-pola peristiwa. Misalnya, jika warna langit berwarna merah pada saat matahari terbenam, keesokan harinya biasanya cerah.
Baca juga: Meteorologi, Ilmu yang Mempelajari tentang Keadaan Cuaca
Pengetahuan ini biasanya diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Namun, tidak semua prakiraan cuaca dengan cara ini dapat diandalkan karena tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.
Prakiraan cuaca modern mulai berkembang pada saat penemuan telegraf pada tahun 1873. Sebelumnya, manusia sangat sulit menyampaikan informasi tentang keadaan cuaca.
Telegraf dapat menyampaikan informasi mengenai keadaan cuaca di suatu wilayah secara instan pada akhir 1840-an. Hal ini membuat prakiraan cuaca dapat dilakukan dengan mengetahui keadaan cuaca di suatu wilayah.
Dua orang yang berpengaruh atas kelahiran ilmu prakiraan cuaca adalah Francis Beaufort (yang menciptakan skala beaufort) dan rekan sejawatnya Robert Fitzroy (pengembang barometer Fitzroy).
Baca juga: 10 Perbedaan Cuaca dan Iklim