Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Hasil penelitian terbaru NASA memperlihatkan bahwa perbuatan manusia memengaruhi perubahan iklim.
Pengaruh perbuatan manusia dalam kaitannya dengan perubahan iklim, telah berdampak sangat luas dalam sistem alam.
Penelitian yang dilakukan NASA, berusaha membuktikan hubungan dampak fisik maupun biologi yang terjadi sejak 1970 bersama dengan meningkatnya temperatur sepanjang periode tersebut.
Hasilnya, pemanasan yang terjadi secara luas memang berasal dari ulah manusia di seluruh Bumi. Perubahan iklim secara global merugikan kehidupan di planet ini.
Berikut beberapa dampak perubahan iklim global di terhadap kehidupan:
Peningkatan suhu permukaan Bumi menyebabkan salju abadi yang berada di kutub mencair. Peristiwa ini akan menyebabkan naiknya permukaan air laut.
Bila hal itu terjadi, kota-kota besar di dunia, seperti Paris, Washington, dan Bonn, akan tergenang. Kenaikan permukaan laut sebesar 15 inci saja akan menghancurkan berjuta-juta masyarakat di negara berkembang.
Baca juga: Apa itu Perubahan Iklim?
Ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, belahan Bumi utara akan lebih panas ketimbang daerah lainnya di Bumi.
Akibatnya gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutup salju akan makin sedikit dan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area.
Temperatur musim dingin di malam hari akan cenderung meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang menguap dari laut.
Pada 1989, air dingin dari dasar samudra telah naik ke permukaan, akibat pengaruh atmosfer yang lebih sejuk.
Peristiwa seperti ini disebut La Nina. Baik El Nino maupun La Nina, keduanya disebabkan oleh perubahan keadaan suhu global.
Peningkatan suhu Bumi mengakibatkan perpindahan spesies hewan, bahkan kepunahan. Kemampuan reproduksi hewan juga terganggu.
Baca juga: Bedanya Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global, dan Perubahan Iklim
Pada musim kawin, burung-burung bertelur lebih sedikit dan lebih kecil. Bahkan, jenis kelamin reptil pun dipengaruhi suhu Bumi.
Misalnya kura-kura. Mereka menghasilkan anak betina di suhu yang lebih hangat, dan jantan pada musim dingin.
Bila terjadi perubahan suhu, terjadi ketidakseimbangan jenis kelamin kura-kura. Keadaan seperti ini dapat berakhir dengan kepunahan.
Peningkatan suhu Bumi dapat mengakibatkan degradasi tanah. Kenaikan temperatur sebesar 2º Celcius akan melepaskan sekitar 300 miliar ton karbon dalam tanah di seluruh dunia.
Penelitian telah menunjukkan bahwa penggundulan hutan di Amerika Latin memengaruhi pola iklim lokal juga regional.
Sering kali terjadi erosi atau pengikisan tanah, jika pohon atau tanaman ditebang terus-menerus dalam jangka waktu lama.
Selain itu, proses menjadi gurun (desertifikasi) akan meluas dan dapat merugikan tanah yang baik untuk pertanian.
Baca juga: 3 Dampak Perubahan Iklim di Benua Antartika
Peningkatan suhu bumi dapat mengakibatkan ketidakmampuan ekosistem untuk mengimbangi perubahan cuaca yang terlalu cepat.
Akibatnya, timbul kegagalan total, di mana jaringan interaksi dalam ekosistem memengaruhi spesies, persediaan makanan, dan kemampuan bersaing.
Batas kelembapan dan suhu tanah dapat memengaruhi jaringan makanan, tipe, dan mutu mineral tanah serta kecepatan pembusukan. Akhirnya hal ini akan memengaruhi tanaman dan binatang.
Perubahan iklim sebagai akibat dari peningkatan suhu Bumi dapat menimbulkan perubahan keanekaragaman genetis, sebagai akibat langsung dari perubahan perilaku hewan.
Misalnya, perilaku gajah pada musim hujan adalah suka berkelompok di daratan. Saat seperti ini, pejantan yang kuat akan mengawini semua betina dari kelompoknya, sehingga lahirlah keturunan baru yang mewariskan sifat kuat itu.
Baca juga: Peran Paus untuk Melawan Dampak Perubahan Iklim
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini tidak selalu terjadi di semua tempat.
Bagian selatan Kanada, misalnya. Mungkin negara ini akan mendapat keuntungan dari tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam.
Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi-kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh.
Di dunia yang hangat, para ilmuwan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stres panas.
Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit akibat nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan meluas. Karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka.
Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit nyamuk pembawa parasit malaria.
Baca juga: Bagaimana Perubahan Iklim dapat Memengaruhi Ketersediaan Air Bersih?
Persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperatur suhunya meningkat. Penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar, seperti malaria, demam dengue, demam kuning, dan encephalitis.
Para ilmuwan juga memprediksi peningkatan insiden alergi dan penyakit pernapasan, karena lebih hangat udara akan memperbanyak polutan yang mencemari lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.