Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan: Pengertian, Proses Terjadi, dan Jenisnya

Kompas.com - 29/09/2022, 07:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Hujan sering terjadi di Indonesia, karena negara kita terletak di garis khatulistiwa. Akibatnya Indoensia memiliki musim kemarau dan hujan.

Hujan merupakan peristiwa jatuhnya titik air atau es ke permukaan Bumi. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi, rata-rata per tahun lebih dari 2.000 milimeter.

Pengertian hujan

Hujan adalah bentuk presipitasi berbentuk cairan yang turun sampai ke Bumi. Adapun, presipitasi adalah proses pengembunan di atmosfer.

Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah dari awan jatuh ke bumi. Sebelum terjadi hujan, pasti ada awan sebagai tempat penampungan uap air dari permukaan Bumi.

Air di Bumi, baik laut, sungai, maupun danau menguap karena panas sinar matahari. Uap air ini akan naik dan menjadi awan.

Awan yang mengandung uap air akan terkumpul menjadi awan mendung. Pada suhu tertentu di atmosfer, uap air akan mengembun dan turun menjadi hujan.

Baca juga: Hujan Lokal: Faktor dan Jensinya

Proses terjadinya hujan

Proses terjadinya hujan diawali dari evaporasi, kondensasi, kemudian presipitasi.National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Proses terjadinya hujan diawali dari evaporasi, kondensasi, kemudian presipitasi.

Secara sederhana, proses terjadinya hujan dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.

  • Evaporasi

Merupakan proses penguapan air di permukaan Bumi, baik daratan atau perairan. Penguapan terjadi karena suhu panas di Bumi.

Uap air selanjutnya akan mengumpul menjadi awan. Ketika suhu bertambah panas, makin banyak air yang menguap.

  • Kondensasi

Terjadi ketika evaporasi naik ke atmosfer kemudian mengembun. Proses ini menyebabkan terbentuknya partikel es. Setelah itu partikel tersebut akan mendekat dan membentuk awan.

  • Presipitasi

Adalah proses mencairnya butiran es di awan kemudian turun ke bumi. Awan yang sudah terlalu berat dan tidak lagi bisa menahan air, akhirnya turun menjadi hujan.

Jenis hujan

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibagi menjadi empat, yakni:

  • Hujan frontal

Terjadi jika massa udara panas bertemu massa udara dingin.

Baca juga: Apa Itu Hujan Asam?

Massa udara panas itu kemudian naik ke atas, karena berat jenisnya lebih ringan dibanding dengan massa udara dingin.

Naiknya massa udara panas membuat suhunya makin turun dan dingin. Ketika mencapai ketinggian tertentu, terjadi kondensasi dan terbentuklah awan yang akhirnya turun sebagai hujan.

  • Hujan orografis

Terjadi akibat udara yang membawa uap air naik ke atas lereng pegunungan sehingga suhunya makin turun.

Pada ketinggian tertentu, akan terjadi kondensasi yang akhirnya menjadi awan dan turun sebagai hujan.

  • Hujan zenithal (hujan tropis)

Terjadi akibat massa udara naik secara vertikal (konveksi) akibat pemanasan matahari. Makin ke atas, udaranya kian bertambah dingin.

Pada ketinggian tertentu, akan terjadi kondensasi. membentuk awan, dan terjadi hujan. Hujan zenithal banyak terjadi di daerah tropis atau sekitar khatulistiwa.

Baca juga: Mengenal Hujan Zenithal

  • Hujan buatan

Merupakan hujan yang sengaja dibuat oleh manusia. Hujan ini biasanya dibuat pada musim kemarau.

Untuk membuat hujan buatan, dapat dilakukan dengan menyemprotkan zat yang dapat menyerap uap air (zat higroskopis) ke udara.

Disemprotkannya zat tersebut ke udara, diharapkan dapat mengikat uap air, sehingga terjadi kondensasi dan membentuk awan yang akhirnya turun sebagai hujan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Unsur Pembentuk Kepribadian

4 Unsur Pembentuk Kepribadian

Skola
3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

Skola
Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Skola
Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

Skola
Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Skola
Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Durma

Serat Wulangreh Pupuh Durma

Skola
Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Skola
Patrape Nggawa Basa Jawa

Patrape Nggawa Basa Jawa

Skola
Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Skola
15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

Skola
Jeneng Satriya lan Kasatriyane

Jeneng Satriya lan Kasatriyane

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com