KOMPAS.com – Sitoskeleton berfungsi mempertahankan bentuk sel dan mengatur aktivitasnya. Lebih sering dijumpai pada sel hewan.
Dikutip dari buku Campbell Biology (2008) karangan Reece dkk, sitoskeleton merupakan jaringan serat yang membentang di seluruh sitoplasma.
Pada sel eukariotik, sitoskeleton berfungsi mengatur struktur dan aktivitas sel. Jaringan ini terdiri dari tiga jenis molekul, yaitu mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediate.
Tidak seperti sel tumbuhan yang memiliki dinding sel untuk mempertahankan bentuknya, sel hewan memiliki sitoskeleton. Fungsinya yang paling jelas adalah memberi dukungan mekanis pada sel, termasuk mempertahankan bentuknya.
Kekuatan dan ketahanan yang tinggi dari sitoskeleton didasarkan pada komponen penyusun. Jaringan ini menyediakan tempat bagi banyak organel sel dan molekul enzim sitosol.
Beberapa jenis motilitas atau pergerakan sel juga melibatkan sitoskeleton. Istilah motilitas mencakup perubahan lokasi dan pergerakan bagian sel. Umumnya pergerakan ini membutuhkan interaksi sitoskeleton dengan protein motorik.
Baca juga: Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik
Sitoskeleton terbentuk dari tiga jenis serat utama yang memiliki fungsi beragam. Tiga serat tersebut ialah miikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediate.
Semua sel eukariotik memiliki mikrotubulus berbentuk seperti batang berongga, tersusun dari protein globular yang disebut tubulin.
Mikrotubulus adalah serat paling tebal dibandingkan lainnya.
Serat ini berfungsi membentuk dan menopang sel, serta menjadi jalur di mana organel yang dilengkapi protein motorik dapat bergerak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.