Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tari Pakarena, Tarian Tradisional dari Sulawesi Selatan

Kompas.com - 28/06/2022, 08:30 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

KOMPAS.com - Tari Pakarena berasal dari Sulwesi Selatan. Tarian ini menjadi salah satu ikon kebudayaan provinsi yang sangat populer.

Pementasannya dilakukan oleh empat orang penari dengan diiringi alat musik, berupa gandrang (kepala drum) serta puik-puik (alat musik sejenis seruling).

Tak diketahui dengan pasti kapan tarian ini mulai ditampilkan dan siapa penciptanya. Namun yang pasti, tari pakarena sempat menjadi tarian resmi istana pada masa Kerajaan Gowa.

Properti utama tari pakarena

Menurut Rizky Utami dalam buku Ensiklopedia Tari-Tarian Nusantara (2014), nama 'pakarena' berasal dari bahasa Makassar, karena berarti main dan pa artinya pelaku.

Properti utama tari pakarena adalah kipas yang terkadang dilengkapi selendang.

Awalnya kipas yang digunakan berasal dari anyaman daun enau atau lontar. Namun, kipas ini sudah sangat jarang dijumpai, sehingga digantikan dengan kipas berbahan kayu, kertas, dan kain.

Baca juga: Tari Seudati, Tarian Pengikat Tali Persaudaraan di Aceh

Gerakan tari pakarena

Dikutip dari buku Antropologi Sosial Budaya (2020) oleh Sriyana, pada zaman dahulu, tarian tradisional asal Sulawesi Selatan ini hanya ditampilkan di istana kerajaan oleh putri bangsawan.

Namun seiring berjalannya waktu, tari pakarena kian sering dipertunjukkan di kalangan rakyat.

Gerakan tarian ini diawali dengan sikap duduk serta memutar searah jarum jam. Gerakan memutar ini melambangkan siklus kehidupan manusia.

Selain itu, ada gerakan naik turun, yang mencerminkan bahwa kehidupan manusia terkadang bisa di bawah dan kadang di atas.

Tarian ini memberi kesan kelembutan. Karena menggambarkan watak perempuan yang lembut, sopan, patuh, dan hormat.

Baca juga: Tari Piring, Tarian Tradisional Khas Minangkabau

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), salah satu aturan dalam tari pakarena adalah penari tidak boleh membuka matanya terlalu lebar.

Para penari juga tidak boleh mengangkat kakinya terlalu tinggi. Kedua aturan ini berlaku selama tarian berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Sistem Panca Indera Manusia dan Fungsinya

Mengenal Sistem Panca Indera Manusia dan Fungsinya

Skola
Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan

Skola
4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Skola
Mengenal 6 Jenis Gaya beserta Contohnya

Mengenal 6 Jenis Gaya beserta Contohnya

Skola
Mengapa Astronot Melayang-layang di Luar Angkasa?

Mengapa Astronot Melayang-layang di Luar Angkasa?

Skola
2 Cara Memperbesar Gaya Gesek Pada Suatu Benda

2 Cara Memperbesar Gaya Gesek Pada Suatu Benda

Skola
Mengapa Aluminium dan Tembaga Tidak Dapat Dibuat Menjadi Magnet?

Mengapa Aluminium dan Tembaga Tidak Dapat Dibuat Menjadi Magnet?

Skola
Apa Itu Digital Marketing?

Apa Itu Digital Marketing?

Skola
Kearifan Lokal: Pengertian dan Contohnya

Kearifan Lokal: Pengertian dan Contohnya

Skola
Apa Itu Penilaian Formatif?

Apa Itu Penilaian Formatif?

Skola
4 Arti Penting Perdamaian Dunia untuk Kemajuan Negara

4 Arti Penting Perdamaian Dunia untuk Kemajuan Negara

Skola
Mengapa Magnet Harus Dijauhkan dari Peralatan Elektronik?

Mengapa Magnet Harus Dijauhkan dari Peralatan Elektronik?

Skola
4 Tahap Pembentuk Kepribadian

4 Tahap Pembentuk Kepribadian

Skola
Mengenal Privilege dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengenal Privilege dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Skola
Pengertian Mobilitas Sosial, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Mobilitas Sosial, Jenis, dan Contohnya

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com