KOMPAS.com - Dalam kehidupan organisasi atau kelompok, komunikasi dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan.
Dari komunikasi itu, muncul kerja sama atau perselisihan antarindividu. Salah satunya, yaitu dilema sosial.
Menurut Wayne Weiten dalam buku Psychology: Themes and Variations (1989), dilema sosial adalah situasi di mana tiap anggota kelompok memiliki respons yang jelas dan tidak ambigu terhadap sebuah pilihan.
Jika tidak seorang pun memilih pilihan yang ada, mereka merasa bahwa itu dapat memberi hasil yang buruk daripada menerimanya.
Contohnya dilema terdakwa yang merupakan salah satu teori terkemuka. Teori ini membahas konflik antarindividu dari Rapaport, seperti yang dijelaskan oleh Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan (2005).
Dilema terdakwa membahas bagaimana dua orang atau dua kelompok saling bermusuhan dan tidak mau berdamai, walau keduanya menderita kerugian.
Baca juga: 22 Istilah Emosi Manusia Dalam Psikologi yang Jarang Diketahui
Kedua pihak cenderung berpikir jika dirinya yang mengajak berdamai lebih dahulu, akan merasa dirugikan. Karena seakan-akan orang tersebut yang salah dan lawannya yang benar, sehingga dia harus minta maaf terlebih dahulu.
Sementara itu, lawannya juga berpikir. Sehingga enggan berinisiatif untuk berdamai.
Intinya, dilema sosial adalah situasi dimana orang atau kelompok yang berselisih, saling mencari keuntungan dan mengutamakan kepentingan diri mereka sendiri daripada kesejahteraan kelompok dalam suatu permasalahan.
Sehingga pemecahan masalah menjadi terhambat, lantaran masing-masing dari mereka memikirkan hal tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.