KOMPAS.com – Perubahan iklim atau climate change diartikan sebagai pergeseran jangka panjang pola suhu dan cuaca di Bumi. Pergeseran ini dapat terjadi karena sebab alami seperti variasi siklus matahari.
Namun sejak tahun 1800-an, seperti dikutip dari situs United Nations, penyebab utama perubahan iklim bukan lagi siklus matahari, tetapi akibat aktivitas manusia yang sebagian besar berasal dari penggunaan bahan bakar fosil.
Hasil pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, gas dan minyak) menghasilkan gas rumah kaca yang berperan sebagai selimut Bumi. Tetapi seiring berjalannya waktu, gas rumah kaca menjadi perangkap panas matahari dan menaikkan suhu Bumi selama bertahun-tahun.
Baca juga: Pengaruh Iklim terhadap Keragaman Sosial Budaya di Indonesia
Gas rumah kaca terdiri atas karbondioksida (CO2), metana, dinitrogen oksida (N2O), dan uap air. Gas tersebut berperan sebagai selimut di atmosfer, yang menyimpan energi panas matahari di Bumi.
Jumlah gas rumah kaca yang berlebihan di atmosfer, menyebabkan terjadinya pemanasan global. Hal ini disebut dengan efek rumah kaca.
Proses terjadinya efek rumah kaca yaitu:
Dikutip dari situs climate.nasa.gov, perubahan lapisan rumah kaca alami di atmosfer memberikan pengaruh, sebagai berikut:
Baca juga: 10 Perbedaan Cuaca dan Iklim
Istilah “perubahan Iklim”, mendeskripsikan perubahan kompleks yang berdampak pada sistem iklim dan cuaca di planet kita.
Perubahan iklim mencakup kenaikan suhu rata-rata Bumi, peristiwa cuaca ekstrem, pergeseran populasi dan habitat satwa liar, dan naiknya permukaan air laut.
Beberapa dampak perubahan iklim, yaitu:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.