Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penghasil Emisi Gas Karbon Dioksida yang Mendorong Pemanasan Global

Kompas.com - 03/06/2022, 11:29 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.com – Gas karbon dioksida dikenal sebagai gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan gelobal. Namun, dari mana karbon dioksida dihasilkan? Berikut penghasil emisi gas karbon dioksida sebagai penyebab utama efek rumah kaca:

  • Pembangkit listrik tenaga fosil
  • Kendaraan bermotor tenaga fosil
  • Pembakaran hutan
  • Pembakaran sampah
  • Kegiatan industri

Pembangkit listrik tenaga fosil

Salah satu penghasil emisi gas karbon dioksida (CO2) terbesar adalah pembangkit listrik tenaga fosil.

Tenaga fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara mengandung karbon yang terlepas saat bahan bakar digunakan melalui pembakaran.

Baca juga: Mengapa Penggunaan Bahan Bakar Fosil Menyebabkan Pemanasan Global?

Dilansir dari U.S. Energy Information Administration, diperkirakan suatu pembangkit listrik tenaga fosil mengemisikan sekitar 0,85 pon karbon dioksida untuk setiap kWh yang diproduksinya.

Sedangkan, satu pembangkit dapat memproduksi hingga satu juga kWh setiap harinya.

Kendaraan bermotor tenaga fosil

Penghasil emisi gas karbon dioksida selanjutnya adalah kendaraan bermotor. Sebagian besar kendaraan bermotor menggunakan energi fosil seperti bensin dan solar.

Karbon dalam bensin dan solar dibakar untuk menyalakan mesin kendaraan. Dalam pembakaran tersebut, karbon yang terkandung di dalamnya diemisikan dalam bentuk gas karbon dioksida. Gas tersebut kemudian diemisikan melalui knalpot kendaraan.

Baca juga: Bahan Bakar Fosil: Minyak Bumi, Batu Bara, dan Gas Alam

Dilansir dari United States Environmental Protection Agency, sebuah kendaraan mengemisikan sekitar 4,6 metrik ton karbon dioksida per tahunnya.

Sedangkan, jumlah penggunaan kendaraan bermotor sangatlah banyak. Sehingga, gas karbon dioksida yang diemisikannya juga banyak.

Pembakaran hutan

Penghasil emisi gas karbon dioksida selanjutnya adalah kebakaran hutan. Tumbuhan, hewan, dan sisa organisme dalam hutan mengandung karbon. Ketika hutan terbakar, karbon dalam tubuh dilepaskan ke dalam bentuk karbon dioksida.

Kebakaran hutan alami sebenarnya adalah peristiwa yang secara alami diperlukan oleh ekosistem. Namun, kebakaran hutan akibat ulah manusia dapat mengurangi jumlah hutan dan mengemisikan banyak karbon dioksida.

Baca juga: Mengapa Api Sangat Penting dalam Kehidupan Manusia?

Hutan adalah penyerap karbon dioksida bumi. Dilansir dari International Union for Conservation of Nature, sekitar 2,6 miliar ton karbon dioksida (sepertiga dari emisi CO2 oleh bahan bakar fosil) diserap oleh hutan setiap tahunnya.

Artinya, berkurangnya jumlah hutan akan membuat kadar karbon dioksida di atmosfer terus bertamabah sehingga, menyebabkan pemanasan global.

Pembakaran sampah

Penghasil emisi karbon dioksida selanjutnya adalah pembakaran sampah. Dilansir dari Scientific American, sekitar 40 hingga 50 persen sampah terdiri dari massa karbon. Artinya, sebagian besar sampah akan berubah menjadi gas karbon dioksida saar dibakar.

Ironisnya, para ilmuan memperkirakan sekitar 40 persen sampah dunia di bakar setiap harinya. Hal tersebut mengemisikan gas karbon dioksida dalam jumlah besar dan turut serta mendorong terjadinya pemanasan global.

Baca juga: Dampak Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri

Kegiatan industri

Sebagian besar industri menggunakan bahan bakar fosil sebagai tenaga, sehingga menghasilkan gas karbon dioksida sebagai emisi. Belum lagi proses kimia dalam industri yang juga mengemisikan karbon dioksida turut serta menyumbang pemanasan global.

Hal tesebut didukung oleh fakta bahwa kadar karbon dioksida naik secara drastis sejak era industri sekitar tahun 1750-an. Emisi gas karbon dioksida oleh industri juga terus bertambah seiring dengan kemajuan industri.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Skola
Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Skola
Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Skola
Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Skola
5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

Skola
Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Skola
Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Skola
30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

Skola
Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Skola
Jenis-jenis Kelompok Sosial Tidak Teratur

Jenis-jenis Kelompok Sosial Tidak Teratur

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Skola
Pengertian Paguyuban beserta Jenis dan Contohnya

Pengertian Paguyuban beserta Jenis dan Contohnya

Skola
Fakta dari Serat Wulangreh

Fakta dari Serat Wulangreh

Skola
4 Faktor Pendorong Interaksi Sosial

4 Faktor Pendorong Interaksi Sosial

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com