Oleh: Nenny Litania, Guru SD Muhammadiyah 019 Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau
KOMPAS.com - Puisi adalah sebuah karya sastra yang indah. Ekspresi, pikiran, dan perasaan yang dituangkan oleh penyair ke dalam bentuk tulisan dengan diksi yang tepat dan dirangkai padat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
Baca juga: 4 Perbedaan Puisi dan Prosa
Unsur puisi
Dalam puisi, terdapat dua jenis unsur pembangun yang harus diperhatikan, yaitu batin dan puisi. Berikut penjelasannya:
Unsur intrinsik dalam puisi
Terdapat empat unsur intrinsik dalam puisi, yakni:
- Tema, gagasan pokok atau gambaran besar yang diungkapkan penulis puisi kepada pembaca.
- Perasaan, menggambarkan hal yang ingin diungkapkan penulis dalam puisinya.
- Nada dan suasana, sikap yang ingin ditampilkan penulis atau penyair kepada pembaca. Sedangkan suasana berarti perasaan pembaca setelah membaca puisi tersebut.
- Amanat, pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca lewat puisinya.
Unsur eksentrik dalam puisi
Empat unsur fisik atau ekstrinsik, yakni:
- Majas dan irama, bahasa kiasan yang digunakan dalam penyusun puisi.
- Kata konotasi, penggunaan kata yang bermakna tidak sebenarnya.
- Kata simbol, kata yang digunakan untuk melambangkan suatu hal, seperti gambar, tanda, dan lain sebagainya.
- Imajinasi puisi, penulis atau penyair menggunakan imajinasinya untuk membayangkan sesuatu selama pembuatan puisinya.
Baca juga: Unsur-Unsur Pembangun dalam Puisi “Hujan Bulan Juni
Beberapa penyair memaknai puisi sebagai berikut:
- Sebuah dunia dalam kata (Dresden)
- Kata-kata terindah dalam susunan terindah (Coleridge)
- Pemikiran yang bersifat musikal (Carlyle)
- Pernyataan perasaan yang imajinatif (Wordsworth)
- Lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur baur (W.H. Auden)
- Tak ada satu partikel pun dalam kehidupan ini yang tidak mengandung puisi (Gustave Flaubert)
- Menjadi penulis puisi adalah kondisi, bukan profesi (Robert Graves)
- Semua perkataan kita, hanyalah remah-remah yang jatuh dari pesta pikiran (Khalil Gibran)
- Bentuk pengucapan gagasan yang memiliki sifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan (Herbert Spencer)
- Kutipan "Penyair" Sapardi Djoko Damono
Aku akan selalu terbuka,
seperti sebuah pintu, lebar-lebar bagimu,
dan engkau pun masuk,
untuk mengenal dirimu sendiri,
di sana.
- Kutipan “Puisi” Dodong Djiwapradja
Puisi adalah manisan
yang terbuat dari butir-butir kepahitan
Puisi adalah gedung yang megah
yang terbuat dari butir hati yang gelisah
- Kutipan “Sajak Sebatang Lisong”, WS Rendra, 17 Agustus 1977
Sajakku,
pamflet masa darurat,
Apalah artinya renda-renda kesenian,
bila terpisah dari derita lingkungan.
Apalah artinya berpikir,
bila terpisah dari masalah kehidupan.
Baca juga: Contoh Rima dalam Puisi
- Kutipan “Sajak Luka Menganga” Emha Ainun Najib
Saudara-saudaraku
puisi adalah bau anyir keringat berjuta rakyat,
puisi adalah kehidupan mereka yang alot dan berat,
adalah pikiran dan tenaga mereka yang sekarat,
puisi adalah darah luka mereka yang muncrat
Saudara-saudaraku
puisi bukanlah sejenis pakaian sore
atau pakaian pesta yang terpampang di kaca etalase,
hasil desainer-desainer kebudayaan
Saudara-saudaraku
setidaknya pusi bisa mengajari kita
untuk berkata : T I D A K
- Kutipan “Yang Puisi” Helvy Tiana Rosa, 2012
Aku menulis puisi
Sebab puisi
paling fasih mengucap sepi,
paling kilau menerjemahkan perih
dan sempurna
menggemakan cinta
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.