KOMPAS.com – Ada banyak teori yang mencoba mengungkap asal-usul kehidupan di bumi, salah satunya teori panspermia. Siapa yang mengemukakan teori panspermia dan bagaimana isi teori panspermia tentang asal usul makhluk hidup?
Berikut adalah pembahasan tentang teori panspermia!
Dilansir dari Astrobiology at NASA, teori panspermia menyatakan bahwa kehidupan disebarkan dalam bentuk benih melalui meteorit atau komet dari satu planet ke planet lain.
Teori ini pertama digagas oleh seorang filsuf Yunani bernama Anaxagoras pada tahun 500 SM. Anaxagoras menyebutkan bahwa kehidupan sudah ada dan berasal dari alam semesta.
Pendapat Anaxagoras tersebut didukung oleh filsul lain seperti Anaximander dan Thales, juga banyak ilmuan seperti Sir Frederick Hoyle, Lord Kevin, Svante Arrhenius, hingga Stephen Hawking.
Baca juga: Teori Nebula
Menurut Svante Arrhenius benih dalam teori panspermia adalah spora mikroskopis.
Menurut Yuko Kawaguchi dalam Panspermia Hypothesis: History of a Hypothesis and a Review of the Past, Present, and Future Planned Missions to Test This Hypothesis (2019) Arrhenius mengatakan bahwa spora mikroskopis ditransfer dalam ruang antarplanet melalui tekanan radiasi dari matahari.
Spora atau benih mengalami tiga tahapan yaitu keluar dari suatu planet, transit atau berjalan melalui ruang antarplanet, lalu melakukan pendaratan di planet lainnya.
Dilansir dari Space, benih kemungkinan berada dalam pesawat ruang angkasa almi yang terbuat dari batu atau es sehingga organisme asing di dalamnya terlindung dari radiasi dan panas yang ekstrem.
Hal tersebut mendasari gagasan bahwa benih kehidupan dibawa ke bumi melalui meteor yang berbahan dasar batu dan komet yang berbahan dasar es.
Baca juga: Teori Pasang Surut Gas
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.