KOMPAS.com - Kofaktor merupakan salah satu bagian penting pada enzim, karena berfungsi untuk aktivitas katalitik.
Dalam enzim, kofaktor menjadi salah satu komponen penyusun holoenzim, selain apoenzim.
Holoenzim adalah enzim yang komponennya tersusun atas protein dan gugus bukan protein. Sedangkan apoenzim hanya memiliki komponen protein saja.
Enzim bisa tersusun atas protein saja. Namun, ada pula enzim yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein.
Ada tiga jenis kofaktor, yakni koenzim, gugus prostetik, serta ion metal. Ketiga kofaktor ini memiliki fungsinya masing-masing saat terjadi reaksi pada enzim.
Dikutip dari buku Teknologi Enzim (2017) karya R. Susanti dan Fidia Fibriana, berikut penjelasan tiga jenis kofaktor:
Adalah senyawa organik yang berikatan lemah dengan apoenzim. Ikatan koenzim hanya bersifat sesaat (tidak permanen) dan mudah dipisahkan dengan dialisis.
Biasanya koenzim berlangsung pada reaksi katalisis. Koenzim disebut juga kosubstrat, karena tidak aktif secara katalitik.
Baca juga: Struktur Enzim dan Klasifikasinya
Satu koenzim dapat menjadi kofaktor untuk enzim yang berbeda.
Secara umum, koenzim tidak hanya berperan untuk memecah substrat. Namun, juga bertindak sebagai aseptor sementara pada produk reaksi tertentu.
Sebagian besar komponen kimia koenzim adalah derivat dari vitamin B.
Berikut beberapa contoh koenzim dari derivat vitamin B:
Merupakan bentuk aktif dari vitamin B1 (tiamin) yang berperan dalam transformasi energi, sintesis pentosa, serta konduksi membran dan saraf.
Merupakan bentuk aktif dari vitamin B2, berfungsi sebagai komponen penyusun FAD (Flavin Adenin Dinukleotida) dan FMN (Flavin Adenin Mononukleotida).
Merupakan bentuk aktif dari vitamin B3, berfungsi dalam proses respirasi sel, glikolisis, dan metabolisme asam lemak.