KOMPAS.com - Umpan balik atau feedback pada komunikasi massa bersifat terbatas dan tertunda (delayed). Namun, seiring berjalannya waktu, umpan balik dalam komunikasi massa berubah menjadi bersifat langsung dan segera.
Feedback dalam komunikasi adalah tanggapan, respons, atau jawaban yang diberikan komunikan kepada komunikator sebagai reaksi atas pesan yang diterimanya.
Dalam komunikasi massa, umpan baliknya relatif kecil dibandingkan jumlah khalayaknya yang sangat besar.
Dikutip dari buku Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi (2008) oleh Morissan, pada dasarnya umpan balik dalam komunikasi massa mengalami pekembangan sesuai teknologi yang ada.
Awalnya, teknologi komunikasi massa tidak memungkinkan adanya feedback dari audiensi. Kemudian berkembang menjadi adanya umpan balik yang bersifat tertunda (delayed).
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan melalui media massa, seperti radio, televisi, koran, serta majalah, kepada khalayak luas.
Dalam buku Komunikasi Antarbudaya (2021) oleh Sunarno SastroAtmodjo, komunikasi massa bersifat satu arah (one way traffic) dan tidak memiliki kegiatan tatap muka.
Baca juga: Bagaimana Proses Komunikasi Massa?
Disebut satu arah karena hanya komunikator, yakni pihak media, yang berperan aktif dalam mengolah serta mengirimkan pesan kepada komunikan (khalayak luas).
Komunikasi massa tidak memiliki kegiatan tatap muka. Sebab komunikator dan komunikan tidak berada di satu tempat yang sama saling berhadap-hadapan dan berkomunikasi.
Oleh karena bersifat satu arah, ketika pesan itu disebarkan kepada publik, komunikator tidak tahu apakah pesannya sudah diterima, dimengerti, serta dilaksanakan atau belum oleh komunikan. Sehingga umpan baliknya bersifat tertunda (delayed), bahkan ada kemungkinan tidak terjadi feedback.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.