Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Jatuhnya Parasut Secara Perlahan

Kompas.com - 25/01/2022, 10:02 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis


KOMPAS.com – Terjun payung merupakan salah satu olahraga ekstrem yang sangat digemari. Dalam terjun payung, kita harus membuka parasut agar jatuh secara perlahan sehingga selamat setelah melompat dari ketinggian.

Ketika melompat dari ketinggian pada saat terjun payung, gaya gravitasi akan menarik kita ke bawah dengan sangat cepat. Sehingga, kita akan jatuh bebas dengan sangat cepat. Ketika parasut dibuka, parasut kemudian memperlambat jatuh dan tertariknya kita oleh gaya gravitasi.

Seberapa banyak parasut memperlambat jatuhnya penerjun payung

Misalnya, ketika melompat dari ketinggian seseorang akan terjun bebas dengan kecepatan 50 hingga 1.000 meter per detik. Artinya, orang tersebut jatuh bebas secepat pesawat tempur. Akan fatal jika manusia menabrak tanah dalam kecepatan tinggi tersebut.

Baca juga: Contoh Soal Gerak Vertikal ke Atas dan Jatuh Bebas

Dilansir dari Explain That Stuff, parasut yang dibuka akan memperlambat kecepatan jatuh penerjun payung hingga 90 persen. Yang awalnya jatuh dengan kecepatan 50 hingga 1000 meter menjadi jatuh dengan kecepatan lima hingga tujuh meter per detik.

Sehingga, penerjun payung bisa mendarat dengan selamat di permukaan bumi tanpa mengalami cedera yang membahayakan.

Namun, tahukah kamu penyebab jatuhnya parasut secara perlahan? Dilansir dari Scientific American, parasut dapat memperlambat jatuhnya penerjung payung karena menyebabkan hambatan udara.

Hambatan udara

Udara tidak terlihat, namun mereka sebenarnya terdiri dari molekul-molekul gas yang bergerak di udara. Ketika benda jatuh, permukaan benda akan bergesekan dengan molekul-molekul udara dan menghasilkan hambatan udara.

Baca juga: Manfaat Gaya Gesek dan Kerugiannya

Makin besar luas permukaan suatu benda, maka akan makin besar hambatan udaranya. Secara otomatis makin lambat juga kecepatan jatuh benda tersebut.

Manusia memiliki luas permukaan yang kecil, menyebabkan gesekan dengan udara relatif lebih sedikit. Sehingga, hambatan udaranya juga kecil dan manusia jatuh bebas dengan sangat cepat.

Parasut memiliki permukaan yang luas. Permukaan yang luas tersebut bergesekan dengan lebih banyak molekul udara, menimbulkan hambatan udara yang besar. Hambatan udara yang besar membuat parasut dapat memperlambat jatuhnya penerjun payung ke tanah.

Kecepatan jatuh palu besi dan bulu

Konsep hambatan udara dapat lebih dimengerti dengan percobaan sederhana. Sebuah palu besi seberat 1,32 kilogram dan bulu seberat 0,03 kilogram dijatuhkan dari ketinggian yang sama. Manakah yang akan jatuh dengan lebih cepat, palu atau bulu?

Baca juga: Menghitung Momentum Benda Gerak Jatuh Bebas

Jawaban yang terbayang mungkin adalah palu. Palu besi jatuh lebih cepat karena lebih berat daripada bulu. Ketika percobaan dilakukan, terbukti bahwa palu akan jatuh lebih cepat dan sampai lebih dahulu ke tanah daripada bulu.

Namun, benarkan hal tersebut karena perbedaan berat? Salah, jatuhnya palu lebih dahulu daripada bulu bukan disebabkan perbedaan berat. Melainkan, perbedaan hambatan udara yang dihasilkan kedua benda tersebut.

Konsep hambatan udara ini dibuktikan dalam ekspedisi ke bulan yang dilakukan Apollo 15. Dilansir dari NASA Aeronautics and Space Administration, Komandan David Scott menjatuhkan palu seberat 1,32 kilogram dan bulu seberat 0,003 kilogram dari ketinggian sama di bulan tanpa adanya udara.

Baca juga: Sejarah Parasut: Sketsa dari Leonardo da Vinci

Hasilnya, palu dan bulu jatuh dalam kecepatan yang sama dan sampai ke permukaan bulan secara bersamaan. Artinya, hambatan udaralah yang memengaruhi kecepatan jatuhnya suatu benda.

Bulu dan parasut memiliki luas permukaan yang besar, sehingga menghasilkan hambatan udara yang besar juga. Sedangkan, tubuh manusia dan palu memiliki luas permukaan yang kecil, sehingga menghasilkan hambatan udara yang kecil pula.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Skola
Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Skola
Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Skola
Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Skola
Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Skola
Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Skola
5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

Skola
Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com