Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kepunahan Harimau Bali

Kompas.com - 12/05/2021, 12:57 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika mendengar tentang Bali, apa yang terpikirkan dikepalamu? Mungkin yang terpikir adalah pulau eksotis dengan lanskap indah berupa pantai juga alam yang asri dan kaya kebudayaan.

Tetapi tahukah kamu Bali juga mempunyai hewan khasnya sendiri? Salah satunya adalah Harimau Bali.

Harimau adalah hewan karnivora anggota keluarga felidae (kucing, puma, macan, jaguar, lynx, singa, dan cheetah) yang paling besar.

Dilansir dari Bali Safari Park, Indonesia memiliki tiga subspecies yaitu Harimau Bali (Panthera tigris balica), Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica), dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumtrae).

Harimau Bali dan Harimau Jawa memiliki kesamaan anatomi yang sangat mirip. Keduanya juga memiliki kemiripan lain, yaitu sama-sama telah dinyatakan punah.

Baca juga: Apakah Bangsa Viking Nyata?

Ada teori yang menyatakan bahwa Harimau Bali adalah Harimau Jawa yang berenang menyebrangi Selat Bali untuk mencari habitat baru. Hal ini didasari dengan fakta bahwa harimau adalah hewan yang menyukai air dan pandai berenang.

Namun ada juga teori yang mengatakan bahwa Harimau Bali adalah Harimau Jawa yang terpisah pada saat pembentukan Selat Bali sekitar 10.000 tahun yang lalu. Selat tersebut memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali sejauh 2,4 kilometer.

Harimau yang tertinggal harus menyesuaikan diri dengan kondisi geografis Pulau Bali yang kecil, yaitu sekitar 5.780 kilometer persegi. Sehingga Harimau Bali beradaptasi menjadi subspesies harimau terkecil di dunia.

Dilansir dari Endangered List, Harimau Bali jantan memiliki berat 200 pon dengan panjang 7 kaki, sedangkan harimau betinanya memiliki berat 150 pon dengan panjang kurang dari 7 kaki.

Harimau Bali memiliki merupakan predator buas yang memburu kerbau, rusa, babi, monyet, unggas, dan kambing sebagai mangsa.

Warna oranye pada Harimau Bali lebih kentara dibanding harimau lainnya karena terdapat titik-titik hitam disepanjang sisi garisnya. Mereka juga memiliki garis warna putih yang lebih sempit.

Baca juga: Berapa Usia Matahari?

Dianggap pengganggu

Harimau Bali hidup di pulau Bali selama berabad-abad dari sebelum zaman es hingga menyongsong kepunahannya sekitar ahun 1940-an.

Jumlah mereka tidak terlalu banyak dan hidup di hutan-hutan yang jarang disambangi manusia. Namun penduduk Bali menganggap Harimau Bali sebagai roh jahat dan seringkali membunuh mereka jika kedapatan di sekitar pemukiman warga.

Dilansir dari ThoughtCo, keberadaan Harimau Bali tidak benar-benar terancam hingga pemukim Eropa pertama datang ke Bali sekita abad ke-16. Orang-orang Eropa tersebut memulai pembangunan di Bali dan menganggap Harimau Bali sebagai penganggu.

Banyaknya orang Eropa yang datang mengurangi habitat Harimau Bali, belum lagi mereka melakukan perburuan Harimau Bali sebagai olahraga.

Harimau Bali yang merupakan predator buas yang mengejar mangsanya dengan gagah berani. Namun setelah orang Eropa datang ke tanah Bali, Harimau Bali justru lari ketakutan akan perburuan yang dilakukan oleh manusia saat itu.

Perburuan dilakukan secara besar-besaran, sedangkan Pulau Bali sangatlah kecil. Lantas kemanakah mereka bisa melarikan diri dan bersembunyi?

Baca juga: Kisah Sedih di Balik Kepunahan Burung Dodo

Kepunahan Harimau Bali

 

Dilansir dari University of Wisconsin-Eau Claire, saat itu kemampuan reproduksi harimau betina hanya sanggup melahirkan dua hingga tiga anak setiap dua setengah tahun sekali.

Perburuan tersebut akhirnya berhenti, bukan karena menyadari kepunahan yang mengancam namun karena Harimau Bali berjenis kelamin betina terakhir telah berhasil dibunuh oleh para pemburu pada tahun 1937.

Diperkirakan masih tersisa Harimau Bali, mereka bersembunyi dengan ketakutan dari para pemburu hingga akhir hayatnya. Tidak lama kemudian Harimau Bali dinyatakan benar-benar punah dari tanahnya sendiri sekitar tahun 1940-an.

Berkurangnya habitat, sumber makanan dan air, juga perburuan yang dilakukan oleh manusia membuat Harimau Bali yang hidup berabad-abad sebagai penguasa tanah Bali punah tanpa bersisa.

Hal ini menyadarkan kita bahwa seganas-ganasnya seekor harimau, justru manusialah dengan akal dan keserakahannya yang merupakan predator paling mengerikan di muka bumi. Manusia bahkan bisa menghapuskan suatu spesies dari Bumi tanpa tersisa sama sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Direct and Indirect Speech dalam Bahasa Inggris

Direct and Indirect Speech dalam Bahasa Inggris

Skola
4 Unsur Pembentuk Kepribadian

4 Unsur Pembentuk Kepribadian

Skola
3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

Skola
Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Skola
Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

Skola
Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Skola
Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Durma

Serat Wulangreh Pupuh Durma

Skola
Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Skola
Patrape Nggawa Basa Jawa

Patrape Nggawa Basa Jawa

Skola
Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Skola
15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com