KOMPAS.com - Limas Potong merupakan salah satu rumah adat atau tradisional khas Melayu di Kepulauan Riau. Rumah adat ini berbentuk panggung, sama halnya seperti rumah tradisional khas Sumatera lainnya.
Penamaan rumah adat ini diambil dari bentuk atapnya yang menyerupai bangunan limas yang terpotong. Keberadaan Rumah Limas Potong di Kepulauan Riau masih terus ada dan bertahan hingga saat ini.
Mengutip dari jurnal Elemen Arsitektural Atap pada Rumah Tradisional Melayu Riau (2017) karya Bhara Marangga Ramadissa, dkk, ukuran pembangunan rumah Limas Potong sangat dipengaruhi oleh kemampuan pemiliknya. Artinya semakin kaya pemiliknya, maka ukuran rumahnya akan semakin luas dan besar pula.
Selain mempengaruhi besar, lebar atau luasnya rumah adat Limas Potong, kemampuan pemilik rumahnya juga akan berpengaruh pada ragam hias yang digunakan. Semakin kaya pemiliknya, maka ragam hiasannya juga semakin banyak.
Baca juga: Mengenal Rumah Gudang di DKI Jakarta
Menurut Jianfranco Irfian Asnawi dan Afdhol Dzikri dalam jurnal Video Animasi 3D Pengenalan Rumah Adat dan Alat Musik Kepri dengan Menggunakan Teknik Render CEL-SHADING (2016), rumah adat Limas Potong memiliki bentuk yang khas, karena berupa rumah panggung dengan atap yang unik.
Limas Potong sebagai rumah panggung memiliki ketinggian 1,5 meter dari permukaan tanah. Umumnya rumah adat ini memiliki lima bagian utama, yakni teras, ruang depan, ruang tengah, ruang belakang serta dapur.
Dinding rumah adat Atap Limas Potong terbuat dari susunan papan kayu berwarna coklat. Untuk atapnya terbuat dari bahan seng dan dicat berwarna merah. Kusen pintu, jendela dan pilar anjungan yang ada di Limas Potong dicat menggunakan cat minyak warna putih.
Melansir dari situs Media Center Pemerintah Kota Batam, rumah Limas Potong menjadi bagian dari akar budaya Melayu yang harus dilestarikan. Tidak hanya itu, rumah adat ini juga mengandung simbol serta nilai kearifan budaya yang sangat tinggi di masanya.
Untuk melestarikannya, rumah Limas Potong ditetapkan sebagai salah satu situs budaya Melayu dan hingga kini terus digunakan sebagai tempat pariwisata dan edukasi dengan masih terus mempertahankan nilai historisnya.
Baca juga: Daftar Rumah Adat di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.