Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baju Kimun Gia, Pakaian Khas Permaisuri dari Maluku Utara

Kompas.com - 03/05/2021, 17:33 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Maluku Utara adalah salah satu provinsi termuda di Indonesia yang baru dibentuk pada tanggal 4 Oktober 1999. Provinsi Maluku Utara terletak di Pulau Maluku dengan sejarah kerajaan yang panjang.

Rusdiyanto dalam jurnal berjudul Kesultanan Ternate dan Tidore (2018) menjelaskan bahwa Maluku Utara memiliki kekayaan alam dan wilayah yang strategis sehingga saudagar-saudagar muslim yang datang ke sana mencoba memonopoli sebagaimana yang dilakukan orang Eropa.

Masuknya saudagar-saudagar muslim ke Maluku Utara selain berdagang juga menyebarkan agama Islam. Sehingga kebudayaan di Maluku dipenaruhi oleh agama Islam, melalui dua kerajaan Islam yaitu Kesultanan Ternate dan Tidore.

Pada zaman Kesultanan Ternate dan Tidore, raja atau sultan dan permaisurinya menggunakan pakaian khas yang bernama Manteren Lamu dan Kimun Gia.

Baca juga: 65 Nama Tari di Indonesia dan Asal Daerahnya

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Manteren Lamo digunakan oleh sultan atau raja, sedangkan Kimun Gia digunakan oleh permaisurinya.

Pakaian khas permaisuri atau Kimun Gia terdiri dari kebaya putih panjang yang terbuat dari kain satin kualitas terbaik dengan bordir indah sebagai atasan, kain songket berhias benang emas sebagai bawahan, ikat pinggang berwarna emas, dan rambut yang disanggul serta diberi hiasan kepala sebagai aksesoris.

Permaisuri akan mengenakan selendang berwarna emas dan perhiasan yang terbuat dari intan, berlian, maupun emas.

Selendang yang digunakan adalah kain berwarna merah dengan bordiran warna emas yang melambangkan kejayaan serta status sosial yang tinggi.

Songket yang digunakan dapat berupa tenunan khas Ternate dan Tidore maupun kain lenso (kain adat Maluku yang dipengaruhi oleh budaya Belanda) berwarna merah yang dihiasi oleh benang emas.

Baca juga: Limpapeh Rumah Nan Gadang, Baju Tradisional Sumatera Barat

Jika dahulu pakaian Kimun Gia digunakan oleh permaisuri Kesultanan Ternate dan Tidore, sekarang bisa digunakan oleh siapa saja tanpa memandang status sosial. Pakaian Kimun Gia sering digunakan dalam acara adat, acara resmi, dan perhelatan seni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Skola
Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Skola
30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

Skola
Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Skola
Jenis-jenis Kelompok Sosial Tidak Teratur

Jenis-jenis Kelompok Sosial Tidak Teratur

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Skola
Pengertian Paguyuban beserta Jenis dan Contohnya

Pengertian Paguyuban beserta Jenis dan Contohnya

Skola
Fakta dari Serat Wulangreh

Fakta dari Serat Wulangreh

Skola
4 Faktor Pendorong Interaksi Sosial

4 Faktor Pendorong Interaksi Sosial

Skola
8 Nama Ibu Kota Negara Bagian di Australia

8 Nama Ibu Kota Negara Bagian di Australia

Skola
4 Ciri Negara yang Menganut Asas Kedaulatan Rakyat

4 Ciri Negara yang Menganut Asas Kedaulatan Rakyat

Skola
Apa Itu Dampak Afektif, Kognitif, dan Konatif Komunikasi?

Apa Itu Dampak Afektif, Kognitif, dan Konatif Komunikasi?

Skola
Perbedaan Singkatan dan Akronim, Apa Sajakah Itu?

Perbedaan Singkatan dan Akronim, Apa Sajakah Itu?

Skola
7 Ciri-ciri yang Dimiliki Planet Mars

7 Ciri-ciri yang Dimiliki Planet Mars

Skola
Kelangkaan: Pengertian dan Contohnya

Kelangkaan: Pengertian dan Contohnya

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com