KOMPAS.com - Masihkah inget kamu tentang teori Darwin yang mengemukakan bahwa semua spesies makhluk hidup berevolusi karena adanya seleksi alam.
Darwin beranggapan bahwa spesies dengan gen yang sesuai keadaan alam akan bertahan hidup dan menghasilkan keturunan.
Sedangkan gen yang tidak sesuai atau lemah akan mati dan tidak memiliki keturunan. Hal ini menyebabkan hanya gen unggul saja yang diwariskan.
Teori Darwin dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859 lewat bukunya yang berjudul “the Origin of Spesies” yang pada masa itu menggemparkan masyarakat.
Baca juga: Teori Darwin
Lalu pada tahun 1866 Gregor Johann Mendel mengemukakan adanya pewarisan sifat dari individu ke keturuannya. Penemuannya membuat Mendel dikenal sebagai bapak genetika.
Penemuan pewarisan sifat tersebut memberikan banyak perdebatan tentang teori Darwin karena tidak memperhitungkan genetika.
Lalu pada tahun 1880 dikemukakanlah modifikasi teori Darwin yang diberi nama teori Neo Darwinisme dan dikemukakan oleh seorang naturalis asal Jerman bernama August Weismann.
Teori Neo Darwinisme atau teori sintesis modern adalah teori evolusi makhluk yang didasarkan oleh teori Darwin dan teori genetika Mendel.
Menurut Neo Darwinisme, evolusi tidak hanya terjadi karena seleksi alam namun juga disebabkan oleh perubahan genetik dalam tubuh makhluk hidup.
Dilansir dari National Center for Biotechnology Information, teori Neo Darwinisme menyatakan bahwa evolusi didasarkan oleh mutasi gen (pembawa perilaku tertentu yang bersifat egois) yang bekerja sama pada tingkat jaringan protein dan merubah fenotipe (penampilah fisik) dari makhluk hidup. Sehingga terjadi perubahan DNA dan RNA dalam tubuh makhluk hidup.
Baca juga: Persamaan dan Perbedaan Teori Darwin dan Lamarck Tentang Evolusi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.