KOMPAS.com - Pernahkah kalian memperhatikan, mengapa celengan selalu identik dengan bentuk atau gambar babi? Padahal babi dikenal dengan etiket dan pola makan yang tidak baik.
Dilansir dari Science ABC, menabung sudah dilakukan sejak manusia pertama kali menciptakan konsep mata uang.
Di zaman kuno, uang lebih didominasi dalam bentuk koin, bukan uang kertas. Sehingga pada saat itu orang-orang membutuhkan suatu tempat yang dapat menyimpan koin berharga mereka.
Untuk menghemat uang, para pendahulu membuat wadah dengan celah kecil di atasnya untuk memasukkan koin dan tidak dapat diambil secara langsung.
Baca juga: Bagaimana Orang Eskimo Bertahan Hidup?
Tujuan dari wadah tersebut adalah penyimpanan uang sementara namun aman. Untuk mengambil uangnya, mereka harus menghancurkan wadah tersebut.
Oleh karena itu, orang zaman dahulu memerlukan bahan yang murah untuk mencetak wadah itu kembali.
Editor Science, Charles Panati dalam bukunya The Extraordinary Origins of Everyday Things, mengatakan bahwa bahan tersebut adalah tanah liat berwarna orange yang disebut pygg.
Pada zamannya, tanah liat pygg sangat berlimpah dan memiliki harga yang sangat muah. Sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk membuat kota uang di Abad Pertengahan.
Secara alami, orang-orang kemudian menyebut kendi uang atau wadah celengan dari tanah liat dengan nama kendi pygg.
Dalam situs Grow Acorns, bahasa Inggris berkembang sedemikian rupa, sehingga pygg dilafalkan sebagai pig. Kemudian pada abad ke-19, orang mulai meminta pembuat tembikar Inggris membuat pot uang atau celengkan menjadi bentuk babi.
Baca juga: Tahukah Kamu Cryosleep?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.