KOMPAS.com - Tari Caci adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tari Caci merupakan tari uji ketangkasan bela diri yang dibalut dalam bentuk tarian tersebut dan menjadi nilai budaya NTT.
Dikutip dari buku Exotic NTT - Seri Backpacking & Travelling (2013) karya Gagas Ulung, dalam budaya Manggarai, tari Caci membawa simbol pertobatan manusia dalam hidup.
Nama Caci berasal dari dua kata yakni "ca" yang artinya satu dan "ci" yang berati uji. Sehingga Caci bermakna ujian satu lawan satu untuk membuktikan siapa yang benar dan salah.
Tarian tersebut selalu dibawakan para pemuda setempat sebagai ajang menempa diri agar memiliki semangat sportivitas dan mengendalikan emosi.
Pada pertunjukan tari Caci dibuka dengan tarian Danding atau Tandak Manggarai. Sebelum beradu, setiap pemain terlebih dahulu melakukan gerakan pemanasan otot.
Baca juga: Tari Cakalele, Tarian Perang Khas Maluku
Di mana masing-masing penari menggerakan badannya mirip gerakan kuda. Sambil menari, pemain caci menyanyikan lagu daerah untuk menantang lawannya.
Setiap kelompok terdiri dari delapan pemuda bertarung menghadapi lawan. Sebelah tangan memegang pecut, dan tangan lain menggenggam tameng.
Dengan destar atau ikat kepala dan sarung songket, para pemuda berjejer dan menari dengan lagu daerah yang dinyanyikan dengan lantang.
Dengan lincah dan ringan, si penyerang menghentakkan pecutnya ke tubuh lawan. Sementara lawan menahan sabetan pecut menggunakan perisai.
Setiap pemain beresiko memiliki bekas sabetan, tapi meski tubuh terluka tidak ada dendam antar pemain.
Disela-sela permainan, para tetua adat baik laki-laki maupun perempuan menari (danding) dan bernyanyi (mbata) dengan penuh suka cita sambil berjalan secara teratur membentuk lingkaran.
Baca juga: Sejarah dan Peran PDRI
Pemain Caci hanya boleh memukul tubuh lawan mulai dari bagian pinggang ke atas. Sedangkan bagian pinggang ke bawah yang ditandai sehelai kain yang menjuntai tidak boleh dipukul.
DIlansir dari situs Pemerintah Kabupatan Manggarai Barat, seluruh kulit tubuh pemain seperti bagian dada, punggung, lengan termasuk mata menjadi sasaran cambuk pemain lawan.
Pemain dinyatakan kalah, jika pecut yang dipasng kulit kerbau tipis diujungnya mengenai badan terlebih bagian mata.