Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Dinggu, Tari Tradisional Suku Tolaki Sulawesi Tenggara

Kompas.com - 03/02/2021, 13:30 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Tari Dinggu merupakan tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara.

Tari Dinggu adalah tarian rakyat yang menggambarkan mengenai suasana serta aktivitas masyarakat ketika musim panen.

Dikutip dari buku Tari Dinggu Dulu dan Sekarang: Tari Masyarakat Petani Suku Tolaki di Bumi Sulawesi Tenggara (2018) karya Anthi Max, tari Dinggu adalah salah satu tari tradisional Suku Tolaki yang kemudian dikemas dalam kreasi baru khususnya di daerah Kerajaan Mekongga (berada di Kabupaten Kolaka).

Di mana tarian tersebut menceritakan tentang suku cita petani ketika menyambut dan melaksanakan panen padi di sawah.

Tari Dinggu adalah suatu tari yang energik dan ceria menggambarkan betapa semangatnya petani memanen padi berkat keberadaan Dewi Padi atau Dewi Sri (Sanggole Mbae).

Di mana memberikan keberkahan atau usaha yang dilakukan serta dipercaya menjaga kesuburan padi.

Baca juga: Tari Kabasaran, Tarian Perang Khas Minahasa

Melalui tarian tradisional tersebut para petani juga memberikan rasa syukur atas limpahan panen yang diterima.

Lewat tari Dinggu juga, masyarakat bisa melihat secara tidak langsung visual kehidupan petani pada suku Tolaki pada zaman dahulu.

Gerak tari Dinggu

Tari Dinggu memiliki gerakan yang penuh semangat dan kekompakan. Di mana bisa dilihat melalui gerakan penari ketika menumbuk lesung dan alu secara bersamaan.

Variasi gerakan yang beragam membuat penonton terkesima dengan permainan alu dan lesung secara apik.

Kekompakan petani laki-laki maupun perempuan ketika berada di sawah diiringi musik dari alat musik tradisional yang tidak kalah outentik dan penuh khas.

Baca juga: Tari Daerah Tunggal, Berpasangan, dan Kelompok

Pada pengunjung tari, masyarakat akan disuguhi dengan gerakan lulo atau molulo. Lulo adalah suatu gerakan saling berpegangan tangan antar laki-laki dan perempuan.

Gerakan tersebut membentuk formasi seperti lingkaran. Sebagai visual dari lambang kesakralan pemersatu pada suku Tolaki yaiatu Kalo.

Dengan berpegangan tangan, diartikan setiap orang yang bersuku Tolaki harus selalu menjaga persatuan di manapun berada, tidak boleh saling membenci satu sama lain. Karena adanya perasaan persaudaraan antara satu sama lain.

Sebagai alat pengontrol dan pengendali diri, Kalo juga menjadi pedoman mereka untuk bisa menjaga setiap perilaku dan sikap ketika berada di dalam maupun lingkungan masyarakar suku Tolaki.

Itu kenapa suku Tolaki dikatakan mampu menjaga keutuhan kesukuan walaupun sudah hidup dengan masyarakat yang datang dari berbagai suku lainnya.

Baca juga: Sejarah Penemuan Fotosintesis

Bagian tari Dinggu

Tari Dinggu merupakan tarian yang dibawakan oleh para penari pria maupun wanita.

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud), jumlah penari tari Dinggu biasanya terdiri dari 10 orang atau lebih penari pria dan wanita.

Namun untuk jumlah penari biasanya disesuaikan dengan kelompok masing-masing.

Dalam pertunjukannya, penari menggunakan kostum layaknya para Petani dan menari dengan membawa sejenis alu, tampah, dan semacam lesung yang digunakan sebagai properti menarinya.

Dalam sebuat pertunjukkan tari tradisional tersebut biasanya biasanya terdapat beberapa babak yang menggambarkan aktivitas para Petani saat panen.

Babak pertama biasanya diawali dengan babak yang menggambarkan para Petani membawa padi. Kemudian dilanjutkan dengan menaruh padi yang akan ditumbuk.

Baca juga: Apa itu Revolusi Industri 4.0?

Selanjutnya dengan babak tumbuk padi. Terakhir biasanya diakhiri dengan gerakan Lulo.

Gerakan penari pria dan penari wanita dalam Tari Dinggu ini pada dasarnya berbeda.

Gerakan penari pria biasanya didominasi dengan gerakan memainkan alu dan gerakan yang dilakukan lebih lincah.

Sedangkan gerakan penari wanita biasanya didominasi dengan gerakan yang pelan kecuali pada gerakan menumbuk padi dan melakukan Lulo.

Karena dilakukan secara bersamaan antara penari pria dan wanita, sehingga penari wanita harus mengimbangi gerakan penari pria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Skola
Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Skola
Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Skola
Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Skola
Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Skola
5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

Skola
Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Skola
Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Skola
30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

Skola
Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Skola
Jenis-jenis Kelompok Sosial Tidak Teratur

Jenis-jenis Kelompok Sosial Tidak Teratur

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com