Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Melinting, Tarian Tradisional Khas Lampung

Kompas.com - 01/02/2021, 20:45 WIB
Ari Welianto

Penulis

Gerak murni banyak digunakan dalam garapan tari yang nonrepresentasional, sedangkan gerakan maknawi banyak terdapat dalam garapan tari yang representasional, namun dengan tidak menutup kemungkinan masuknya gerak murni.

Sejarah tari Melinting

Dilansir dari jurnal Tari Melinting, Seni Tari Tradisional Lampung Timur (2014) karya T. Dibyo Harsono, Seni tari melinting merupakan salah satu tari tradisional Lampung klasik.

Karena tarian tersebut sudah mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang, semenjak masuknya agama Islam ke Indonesia. Tari Melinting diciptakan oleh Ratu Melinting pada abad ke-16.

Namun, tarian tersebut hanya bisa dimainkan di lingkungan istana, dan bukan karya biasa.

Namanya kemudian dikenal sebagai tari melinting. Tari tersebut sudah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama, yakni sejak masuknya agama Islam ke Indonesia.

Tetapi dalam perkembangannnya sekarang, tari melinting belum banyak dikenal oleh masyarakat, baik di daerah Lampung sendiri maupun masyarakat Nusantara.

Menurut salah satu tokoh adat Melinting, nama tari Melinting berkaitan dengan asal-usul tari yang berasal dari daerah Melinting, yang telah sejak dulu (zaman Belanda) tarian ini sudah dikenal orang dan belum ada satu daerah pun yang mengaku memiliki tarian ini.

Baca juga: Sejarah Berdirinya VOC

Fungsi tari Melinting

Eksistensi tari Melinting hingga sekarang masih terlihat dari yang awalnya hanya dipentaskan saat ada tamu-tamu agung (istimewa), acara adat, atau acara resmi.

Dikutip dari buku Keratuan Melinting (2020) karya Tuti Alawiyah dan kawan-kawan, hingga saat ini tari Melinting bersifat umum, diajarkan kepada masyarakat beradat Melinting atau masyarakat luar.

Setiap tahunnya dipertunjukkan pada acar festival tari Melinting dengan tujuan untuk melestarikan tari Melinting dan menunjukkan pada masyarakat di luar adat Melinting agar mengetahui adanya peninggalan adat dan kebudayaan Lampung beradat Melinting.

sebelum mengalami perkembangan dan penyempurnaan tari melinting merupakan tarian yang hanya dilakukan oleh keluarga Ratu dan hanya dipentaskan saat ada acara gawi adat (keagungan Keratuan Melinting) saja.

Seiring dengan perkembangan zaman, tari melinting, banyak mengalami pergeseran fungsi, dari sebuah tarian sakral menjadi sebuah tarian hiburan dan tarian untuk menyambut tamu agung yang datang ke daerah Lampung.

Baca juga: Bioteknologi: Arti, Sejarah dan Perkembangan

Pada 1958, tari Melinting tidak lagi merujuk sepenuhnya pada bentuk aslinya, baik gerak, busana, dan aksesoris serta telah terjadi modifikasi di sana-sini.

Dulu penari melinting putra memakai kopiah emas melinting, baju dan jung sarat yang diselempangkan, baju teluk belanga, kain tuppal disarungkan, kipas warna merah, bulu seretei, sesapur handak putih, bunga pandan, dan celana panjang putih.

Sekarang, penari putra memakai kopiah emas pepadun, baju teluk belanga, kain tapis, kipas warna bebas, dan bulu seretei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com