KOMPAS.com - Rumah adat Bangsal Kencono merupakan rumah adat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Rumah adat Bangsal Kencono berbentuk joglo dan menjadi bangunan khas Keraton Yogyakarta.
Pada rumah adat tersebut memiliki halaman yang luas, ditumbuhi tanaman, dan beberapa sangkar burung.
Di depan Bangsal Kencono terdapat dua patung batu Gupolo, dua raksasa yang memegang gada-sejenis alat pemukul
Dikutip dari buku Mengenal Rancang Bangun Rumah Adat di Indonesia (2017) karya Faris Al Faisal, rumah adat Bangsa Kencono dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I dan merupakan rumah kediaman sekaligus istana bagi raja Kerajaan Yogyakarta.
Baca juga: Rumah Joglo Jawa Tengah
Atap bangunan rumah adat Bangsal Kencono memiliki bubungan tingga yang menopang pada empat tiang di abgian tengah yang disebut soko guru.
Material atapnya sendiri terbuat dari bahan sirap atau genting tanah.
Adapun untuk tiang dan dinding, rumah adat tersebut disusun dari kayu-kayu yang berkualitas.
Tiang yang biasanya dicat berwarna hijau gelap atau hitam menopang pada umpak batu berwarna hitam keemasan.
Sementara pada lantainya dibuat dari bahan marmer dan granit dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah disekitarnya.
Bagian depan rumah berupa pendopo luas yang biasa dipakai untuk pertemuan.
Baca juga: Palaksanaan Tanam Paksa di Indonesia
Awalnya bangunan tersebut dikenal bernama Bangsal Alus yang dibangun oleh Sultan Hamengku Buwana I.
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Bangsal Kencono dibangun 1719 J atau 1792 M dengan candraseng kala Trus Satunggal Panditaning Rat.
Di Bangsal Kencono, Sultan bertakhta menghadap ke timur atau ke arah matahari terbit yang melambangkan kekuasaan Sultan yang perkasa dan mencerahkan laksana matahari.
Bangsal Kencana berfungsi untuk menyambut tamu agung, menyelenggarakan upacara pernikahan dan khitanan, pementasan wayang orang dan tari.