Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sunan Muria, Berdakwah dengan "Topo Ngeli"

Kompas.com - 21/01/2021, 14:56 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sunan Muria lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Sewaktu dilahirkan, ia diberi nama Raden Said atau Raden Umar Syahid. Nama kecil dari Sunan Muria adalah Raden Prawoto.

Ia merupakan anak dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh, yang merupakan putri dari Maulana Ishaq. Sunan Muria masih bersaudara dengan Sunan Giri, karena Maulana Ishaq merupakan anak dari Sunan Kalijaga.

Sunan Muria memiliki istri bernama Dewi Sujinah, anak dari Sunan Ngudung. Dari hasil pernikahannya, Sunan Muria dan istrinya memiliki anak bernama Pangeran Santri, yang nantinya dijuluki sebagai Sunan Ngadilangu.

Mengutip dari Buku Mengenal Sembilan Wali (Wali Sanga) (2018) karya Susilarini, dijelaskan jika nama Sunan Muria lebih dikenal karena sesuai dengan daerah tempatnya berdakwah. Lokasinya di Gunung Muria, kira-kira jaraknya 18 kilometer dari Kota Kudus.

Dakwah Sunan Muria

Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Muria menggunakan metode kursus untuk menyampaikan dakwah. Kursus ini diselenggarakan bagi pedagang, pelaut, rakyat jelata dan nelayan.

Baca juga: Sunan Kalijaga, Berdakwah Lewat Wayang

Sunan Muria memberi pengajaran tentang cara bercocok tanam, berdagang, serta cara melaut. Tidak hanya itu, ia juga menggunakan gamelan sebagai sarana dakwahnya.

Caranya dengan memasukkan unsur islami ke dalam alunan musik gamelan. Hal ini semakin mempermudah penyebaran agama Islam, karena masyarakat semakin mengerti.

Sunan Muria juga dikenal sebagai pencipta Tembang Macapat, yakni Sinom dan Kinanti. Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki kepribadian sakti serta kuat.

Tidak hanya itu, Sunan Muria juga sering jadi penengah konflik di Kesultanan Demak (1518-1530). Ia juga dikenal sebagai pribadi yang bisa menyelesaikan masalah yang rumit sekalipun.

Dalam Buku Sunan Muria (Raden Umar Said) karya Yoyok Rahayu Basuki, disebutkan jika gaya atau cara berdakwah Sunan Muria juga sangat mengedepankan kelembutan.

Tidak hanya itu, Sunan Muria juga dikenal memiliki ciri unik dalam berdakwah, yakni dengan menggunakan kesenian, khususnya gamelan serta wayang.

Baca juga: Sunan Bonang, Seniman yang Berdakwah

Ia andal dalam menceritakan kisah agama Islam dengan cara yang mudah dimengerti dan menyenangkan masyarakat.

Salah satu kisah perwayangan yang sering digunakan oleh Sunan Muria dalam dakwahnya adalah Topo Ngeli yang berarti menghanyutkan diri di masyarakat.

Kisah Topo Ngeli memiliki tokoh utama bernama Dewa Ruci yang merupakan empu dari Kerajaan Majapahit.

Kisah ini sebelumnya sudah sering dipakai oleh ayah Sunan Muria, yakni Sunan Kalijaga. Kisah ini dibawakan dengan mengganti nama tokohnya dengan menggunakan ajaran Islam.

Sunan Muria diperkirakan meninggal pada 1551 dan dimakamkan di tanah kelahirannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com