Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organisasi Pergerakan Islam Indonesia

Kompas.com - 23/12/2020, 15:48 WIB
Gama Prabowo,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perjuangan pergerakan nasional Indonesia pada awal abad ke-20 Masehi tidak terlepas dari peran organisasi pergerakan Islam.

Organisasi pergerakan Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama menjadi organisasi pembentuk karakter nasionalis di kalangan umat Islam Indonesia.

Kemunculan organisasi pergerakan Islam di Indonesia dipengaruhi oleh fakor internal dan eksternal. Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, berikut faktor internal munculnya organisasi pergerakan Islam di Indonesia :

  1. Adanya keinginan untuk melawan kolonialisme Belanda di Indonesia
  2. Adanya keinginan untuk melawan kristenisasi Bangsa Barat di Indonesia
  3. Munculnya tokoh-tokoh keagamaan yang memiliki pemikiran progresif
  4. Tokoh-tokoh agama Islam ingin mewujudkan kesejahteraan masyarakat pribumi melalui program sosial, politik dan pendidikan.

Baca juga: Serangan Umum 1 Maret 1949

Selain dipengaruhi faktor internal, kemunculan organisasi pergerakan Islam di Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Berikut faktor eksternal munculnya organisasi pergerakan Islam di Indonesia :

  1. Keberhasilan revolusi-revolusi Islam di kawasan Timur Tengah
  2. Munculnya paham Pan-Islamisme di negara-negara Timur Tengah

Muhammadiyah

Dilansir dari website resmi Muhammadiyah, Muhammadiyah dildirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.

Pendirian Muhammadiyah bertujuan untuk memurnikan ajaran agama Islam di Jawa. Ahmad Dahlan menganggap bahwa umat Islam Jawa pada masa tersebut melenceng dari ajaran agama Islam dengan melakukan ibadah-ibadah yang bersifat mistik.

Baca juga: Sejarah Tri Koro Dharmo

Selain itu, Ahmad Dahlan juga berkeinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan persatuan umat Islam melalui kegiatan-kegiatan di bidang agama, sosial dan pendidikan.

Pada awalnya, Muhammadiyah berkembang secara perlahan karena mendapat penolakan dari komunitas agama Islam tradisional di Jawa.

Namun, penolakan-penolakan tersebut tidak menyurutkan Ahmad Dahlan untuk terus mengembangkan organisasi Muhammadiyah.

Pada tahun 1925, Muhammadiyah memiliki lebih dari 4.000 anggota dan berhasil mendirikan 55 sekolah di beberapa kota besar di Jawa.

Selain itu, Muhammadiyah juga berhasil mendirikan balai pengobatan, panti asuhan dan rumah dhuafa bagi masyarakat pribumi Nusantara.

Baca juga: Sejarah Gabungan Politik Indonesia (GAPI)

Nahdlatul Ulama

Dilansir dari situs resmi Nahdlatul Ulama, Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada 31 Januari 1926 di Surabaya. Pendirian Nahdlatul Ulama tidak terlepas dari peran Kiai Haji Hasyim Asy’ari dan Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah.

Kedua tokoh ini dibantu oleh beberapa ulama lain sepakat menyatukan komunitas-komunitas di lingkungan pesantren untuk menjadi Nahdlatul Ulama.

Pada masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20 Masehi, NU memberikan sumbangsih yang besar terhadap bidang pendidikan, sosial dan politik di kalangan masyarakat pribumi Indonesia.

Pada perkembangannya, NU berperan aktif dalam melakukan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda.

Baca juga: Organisasi Pergerakan Perempuan di Indonesia

Perlawanan NU direalisasikan melalui program pendidikan, pelatihan kemandirian, pemberdayaan ekonomi dan kajian keagamaan bagi.

Melalui program-prgram tersebut, NU berhasil mengembangkan sikap nasionalis masyarakat pribumi Indonesia untuk melawan kolonialisme Belanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com