KOMPAS.com - Teater modern Nusantara merupakan pertemuan dari berbagai gagasan. Bentuk pertunjukan teater modern cenderung lebih teratur dan dipentaskan di atas panggung lewat arahan sutradara.
Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), para pendukung teater modern belum sepenuhnya meninggalkan budaya asalnya yang bermuatan tradisional dan memadukan teater barat.
Di Indonesia memiliki kelompok-kelompok teater modern Nusantara yang tersebar diberbagai wilayah. Masing-masing kelompok memiliki ciri khas tersendiri.
Teater di Nusantara berkembang dari jaman pergerakan revolusi hingga sekarang membentuk kelompok-kelompok yang memiliki peran didalam perkembangannya.
Berikut beberapa kelompok teater Nusantara:
Dikutip dari jurnal Bengkel Teater 1967-1998 : Dari Yogyakarta Ke Depok (2018) karya Anisa Suci, bengkel teater Rendra menjadi nama pelopor teater modern di Indonesia dengan pendiri W.S. Rendra di Kampung Ketanggunan Wetan Yogyakarta, pada 30 Oktober 1967 dan di Depok (1986).
Baca juga: Keunikan dan Pesan Moral Teater Nusantara
W.S Rendra merupakan seorang sastrawan, aktor, sutradara, dan penulis naskah yang baik mampu menciptakan pertunjukan yang menarik dan bermutu.
Karya-karya yang pernah dipentaskan antara lain: Orang-orang di Tikungan Jalan (1954), Bip Bop Rambaterata (Teater Mini Kata), Selamatan Anak Cucu Sulaiman, Mastodon dan Burung Kondor (1972), Kasidah Barzanji, Panembahan Reso (1986), dan Kisah Perjuangan Suku Naga.
Dilansir dari jurnal Perkembangan Teater Kontemporer Indonesia 1968-2008 (2012) karya Achmad Syaeful, teater populer berdiri pada 14 Oktober 1968 oleh Teguh Karya.
Teguh Karya yang memiliki nama Liem Tjoan Hok dikenal sebagai pemain teater penuh bakat. Ia dilahirkan di Pandeglang, Banten) pada 22 September 1937.
Teguh Karya juga dikenal sebagai penulis naskah lakon teater, penulis skenario untuk film dan televisi, pernah menjadi wartawan.
Pada perkembangannya grup teater beralih ke industri perfilman Indonesia. Para pemainnya seperti Slamet Rahardjo, El Malik, Christine Hakim, dan Nano Riantiarno.
Baca juga: Sikap Apresiatif terhadap Karya Seni Murni
Kelompok Teater kontemporer atau bernama Teater Kecil dipimpin oleh Arifin Chairin Noer berdiri pada 1968.
Arifin C Noer merupak penulis naskah yang produktif lahir pada 10 Maret 1941 di Cirebon. Naskahnya dipandang memiliki warna Indonesia.
Ini sering memasukkan unsur kesenian 52 Seni Teater SMP/MTs Kelas VIII daerahnya ke dalam naskah teater yang ditulis atau dipentaskannya.