Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggolongan Benang Tekstil

Kompas.com - 26/11/2020, 22:35 WIB
Fidelis Dhayu Nareswari,
Ari Welianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bahan serat alam yang diolah menjadi benang memiliki kepentingan yang cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari.

Benang merupakan susunan serat-serat yang teratur kearah memanjang dengan garis tengah dan jumlah antihan tertentu yang diperoleh dari suatu pengolahan yang disebut pemintalan.

Benang adalah hasil akhir dari proses pemintalan baik berupa benang alam atau buatan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), benang merupakan tali halus yang dipintal dari kapas (sutra dan sebagainya) dipakai untuk menjahit atau menentun.

Dikutip dari jurnal Pengantar Ilmu Tekstil 2 (2013) karya ST. M Zyahri, secara garis besar benang dikelompokkan menjadi tiga yaitu, benang dasar (simple yarns), benang hias (novelty yarns) dan benang bertekstur.

Baca juga: Pengertian Serat Alam

Berikut penjelasannya:

Benang Dasar (Simple Yarns)

Benang dasar merupakan jenis benang yang paling sederhana, terbuat dari satu serat yang sama atau serat campuran, jumlah pilinan pada keseluruhan panjangnya sama dan jenis benang ini terlihat lembut dan rata.

Kain yang terbuat dari benang dasar dengan kandungan yang sama akan menghasilkan tenunan yang lembut, kain yang terbuat dari benang dasar yang berbeda akan menghasilkan efek permukaan yang beragam.

Mengutip Lily Masyhariati (2013) dalam jurnal Tekstil 1, benang dasar digolongkan menjadi beberapa, yakni:

  • Benang Lawe

Benang lawe merupakan benang hasil proses pemintalan yang belum mendapat pilinan sehingga struktur benangnya belum kuat.

Baca juga: Jenis dan Karakteristik Bahan Serat

  • Benang Sering

Benang yang proses pilinan dan peminalannya terdiri dari satu atau lebih helai benang kemudian dipilin menjadi satu.

Benang sering terdiri dari beberapa jenis antara lain benang sering tunggal dan benang sering kembar.

  • Benang Tenun

Benang tenun atau benang pintal yaitu benang lawe yang sudah mendapat pilinan sehingga struktur benang lebih kuat.

Foto dirilis Rabu (6/5/2020), memperlihatkan perajin kain endek tradisional melakukan proses pewarnaan motif pada benang di Bali. Usaha pertenunan kain endek yang sempat melorot mulai dibangkitkan kembali seiring dengan target pemerintah dalam memajukan sektor UMKM sekaligus upaya pelestarian budaya.ANTARA FOTO/NYOMAN HENDRA WIBOWO Foto dirilis Rabu (6/5/2020), memperlihatkan perajin kain endek tradisional melakukan proses pewarnaan motif pada benang di Bali. Usaha pertenunan kain endek yang sempat melorot mulai dibangkitkan kembali seiring dengan target pemerintah dalam memajukan sektor UMKM sekaligus upaya pelestarian budaya.
Benang Hias (Novelty Yarns)

Benang hias biasanya dibuat berpilin dua. Benang tunggal pertama, berguna sebagai dasar atau inti serta menjadi tempat membelitnya benang benang tunggal lainnya.

Benang tunggal kedua akan menciptakan efek-efek khusus. Benang ketiga menyatukan kedua benang pertama.

Baca juga: Pengolahan Bahan Serat 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perbedaan Singkatan dan Akronim, Apa Sajakah Itu?

Perbedaan Singkatan dan Akronim, Apa Sajakah Itu?

Skola
7 Ciri-ciri yang Dimiliki Planet Mars

7 Ciri-ciri yang Dimiliki Planet Mars

Skola
Kelangkaan: Pengertian dan Contohnya

Kelangkaan: Pengertian dan Contohnya

Skola
Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Asosiatif

Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Asosiatif

Skola
Dampak Positif Hubungan Sosial

Dampak Positif Hubungan Sosial

Skola
Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perubahan Sosial

Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perubahan Sosial

Skola
Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perkembangan Zaman

Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perkembangan Zaman

Skola
Ciri-ciri Hubungan Sosial Individu dan Kelompok

Ciri-ciri Hubungan Sosial Individu dan Kelompok

Skola
Identitas Individu dan Kelompok

Identitas Individu dan Kelompok

Skola
Fungsi Manajemen dalam Kegiatan Sekolah

Fungsi Manajemen dalam Kegiatan Sekolah

Skola
Konsep Manajemen: Unsur dan Tingkatan

Konsep Manajemen: Unsur dan Tingkatan

Skola
30 Contoh Kalimat Asking, Giving, and Refusing Permission

30 Contoh Kalimat Asking, Giving, and Refusing Permission

Skola
Koperasi: Ciri, Prinsip, dan Peran

Koperasi: Ciri, Prinsip, dan Peran

Skola
Proses Pembaruan Kebudayaan dan Faktornya

Proses Pembaruan Kebudayaan dan Faktornya

Skola
Tahap Pendirian Koperasi Sekolah

Tahap Pendirian Koperasi Sekolah

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com