Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Majas Sinekdoke

Kompas.com - 11/11/2020, 17:25 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sinekdoke adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal tersebut sendiri.

Dilansir dari Pengkajian Puisi (1990) karya Rachmad Djoko Pradopo, sinekdoke ialah kiasan bahasa dengan menyebutkan ciri khusus dari suatu hal untuk menunjuk hal tersebut, atau sebaliknya.

Sinekdoke menurut ciri yang ditunjuk dibedakan menjadi dua, yaitu Pars Pro Toto dan Totem to Parte.

Sinekdoke Pars Pro Toto

Pars Pro Toto adalah bahasa kiasan yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan.

Misalnya kalimat Pemerintah Selandia Baru memberi tunjangan bulalan per kepala 200$ selama pandemi. Kepala merupakan satu dari bagian tubuh, tetapi dalam kalimat tersebut merujuk pada keseluruhan. Berikut contoh lainnya:

  • Semua mata tertuju padaku, membuatku gugup selama pertunjukan teater berlangsung.
  • Harga ayam potong di pasar naik jadi 33.000 rupiah per ekor.
  • Kita harus angkat kaki dari bioskop setelah film selesai.
  • Tidak ada satu pun telinga yang memberi perhatian pada guru matematika di kelas tadi.
  • Topi koboi yang aku pakai membuat semua mata tertuju padaku di sepanjang jalan.
  • Bandar tadi licik sekali, sampai sore ini belum terlihat batang hidungnya.
  • Hidangan koko profesiomal memanjakan setiap mulut.
  • Bila pulang larut malam, siap-siap jadi bahan obrolan mulut tetangga.
  • Aku menaruh hati pada lelaki itu.
  • Sudah lima tahun sejak ayah menginkakkan kaki di rumah nenek.
  • Cukai rokok naik per batang mulai tahun depan.

Sinekdoke Totem to Parte

Totem to Parte merupakan pola hubungan yang menyatakan keseluruhan untuk menyebutkan sebagian.

Misalnya kalimat Indonesia bertanding melawan Taiwan memperebutkan Uber Cup. Kalimat tersebut menyebut nama satu negara padahal merujuk pada satu atau sebagian orang.

Yang sesungguhnya bertanding bukan seluruh rakyat Indonesia, melainkan hanya satu atau dua orang pemain bulu tangkis. Berikut contoh lainnya:

  • Jerman memenangkan piala dunia musim lalu.
  • Seluruh dunia berpartisipasi dalam berbagai cabang olahraga di olimpiade tahun ini.
  • Rakyat Indonesia menolak UU Cipta Kerja karena cacat prosedur.
  • Warga Madiun menonton sepak bola di Stadion Wilis.
  • Tentara memukul mundur petani saat konflik agraria.
  • Tenaga medis berguguran selama menangani pandemi.
  • Moblie Legend populer di kalangan remaja.
  • Gempa 2006 menghancurkan Yogyakarta.
  • Polisi berjaga di gedung-gedung pusat pemerintahan.
  • Penduduk Bali akrab dengan turis.
  • Laki-laki sering memelihara budaya patriarki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com