Plot/Alur
Menurut Burhan Nurgiyantoro dalam buku Teori Pengkajian Fiksi (1998), plot cerpen pada umumnya tunggal, hanya terdiri dari satu urutan peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir. Selain struktur, alur dapat ditengarai dengan urutan cerita. Terdapat alur maju, alur mundur, dan campuran.
Dalam cerpen Cerita dari Belakang Wihara, alurnya maju. Karena penggalan cerita berawal dari perjalanan Nora dan Ping dari gerbang, menuju rumah Ping belakang Wihara, Nora pindah rumah, sampai berakhir pada selang waktu “satu caturwulan”.
Tidak ada alur mundur atau flashback pada penggalan cerpen tersebut. Maka dapat dipastikan alur cerpen adalah maju.
Tema
Tema merupakan pokok pikiran yang digunakan sebagai dasar cerita. Biasanya cerpen memiliki alur tunggal, maka temanya pun tunggal. Berbeda dengan novel yang memiliki tema tambahan atau subtema.
Baca juga: Cerpen: Sejarah, Ciri-ciri dan Jenis
Cerita dari belakang Wihara memiliki tema keberagaman antarumat beragama. Hal tersebut dapat dibuktikan dari percakapan Ping dan Nora. Mereka membahas mengenai penggunaan jilbab di sekolah.
Penokohan
Tokoh-tokoh cerita cerpen lebih terbatas, baik yang menyangkut jumlah maupun data-data jati diri tokoh, khususnya yang berkaitan dengan perwatakan, sehingga pembaca harus merekonstruksi sendiri gambaran yang lebih lengkap tentang tokoh itu.
Penggalan cerpen di atas menyebut beberapa tokoh. Ada tokoh dominan dan tokoh sampingan. Menjabarkan penokohan dapat dilakukan dengan memperhatikan karakter atau perilaku tiap tokoh dalam cerpen.