KOMPAS.com – Berbeda dengan perusahaan jasa, aktivitas perusahaan dagang mencakup pembelian barang dari pemasok dan menjual kembali barang tersebut kepada konsumen dengan maksud memperoleh keuntungan.
Sebelum mencatat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menganalisis setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dagang. Setelah menganalisis, barulah transaksi tersebut dicatat ke dalam jurnal.
Pencatatan dilakukan secara kronologis, artinya pencatatan dilakukan berdasarkan urutan waktu terjadinya transaksi.
Dalam perusahaaan dagang, biasanya akan selalu mencatatat persediaan barang dagangan.
Baca juga: Konsep Elastisitas dalam Kegiatan Ekonomi
Dilansir dari buku Akuntasi Dasar (Buku Pintar Untuk Pemula) (2019) karya Irman Halimah Bachtiar, dijelaskan bahwa ada dua metode untuk mencatat persediaan barang dagangan, yaitu:
Pencatatan dalam metode ini dilakukan setiap terjadi mutasi persediaan barang dagangan. Metode ini memberikan kemudahan dalam menyusun laporan keuangan karena perhitungan fisik di gudang tidak perlu dilakukan setiap saat.
Dalam metode perpetual, pencatatan tentang harga pokok dari masing-masing barang dagangan yang dibeli maupun yang dijual dilakukan secara terperinci.
Sistem pencatatan dilakukan terus menerus untuk menunjukkan berapa besarnya saldo persediaan barang dagangan yang ada di gudang untuk masing-masing jenis persediaan.
Hasilnya, harga pokok dari barang yang dijual ditentukan setiap kali terjadi penjualan.
Baca juga: Harga Keseimbangan Pasar dalam Kegiatan Ekonomi
Apabila menggunakan metode ini hal yang harus diperhatikan adalah tidak menggunakan akun pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, dan ongkos angkut masuk.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan