KOMPAS.com - Mengapa kita takut ketinggian? Rasa takut terhadap ketinggian merupakan sesuatu yang normal terjadi pada manusia. Rasa takut pada ketinggian disebut acrophobia (akrofobia).
Berikut ini penjelasan singkatnya:
Melansir Medical News Today, akrofobia adalah rasa takut yang intens terhadap ketinggian. Akrofobia adalah ketakutan ekstrim atau irasional terhadap ketinggian.
Seorang penderita akrofobia akan mengalami serangan panik jika berada di atas ketinggian atau memikirkan tentang tempat tinggi.
Akrofobia bisa berbahaya. Karena penderita bisa mengalami serangan panik di tempat tinggi. Akibatnya, ia akan menjadi terlalu gelisah dan tidak bisa turun dengan aman.
Contoh, penderita akrofobia akan menghindari tempat yang tinggi seperti atap, atau takut melihat ke bawah saat naik tangga atau eskalator.
Baca juga: Mengapa Kita Takut Laba-laba?
Setiap orang bisa mengalami akrofobia. Tetapi gejala akrofobia yang dialami pada masing-masing orang bisa berbeda-beda.
Mengutip Psycom, beberapa gejala akrofobia antara lain:
Meski belum ada penyebab pasti munculnya rasa takut terhadap ketinggian, tetapi para peneliti mengemukakan teori bahwa penyebab akrofobia adalah pengalaman traumatis.
Melansir Healthline, akrofobia bisa jadi berkembang akibat pengalaman yang menyebabkan trauma terhadap ketinggian.
Baca juga: Mengapa Orang Suka Selfie?
Beberapa penyebab akrofobia antara lain:
Akrofobia bisa terjadi karena faktor genetik atau faktor lingkungan. Contoh, kamu bisa menderita akrofobia jika ada anggota keluarga yang juga mengalaminya.
Penjelasan yang paling bisa diterima secara luas adalah akrofobia berasal dari ketakutan alami karena jatuh dan terluka atau kematian.
Baca juga: Reaksi Otak Bila Kamu Benci Seseorang
Kesimpulannya, seperti ketakutan dan fobia lainnya, akrofobia diciptakan oleh pikiran bawah sadar sebagai mekanisme pelindung.
Pikiran kita berusaha melindungi tubuh dari trauma lebih lanjut di masa depan. Sehingga menimbulkan ketakutan ekstrim terhadap ketinggian.
Penderita akrofobia bisa menjadi tidak produktif dalam kehidupan normal sehari-hari. Contoh, takut naik tangga, takut berdiri di atas kursi, takut naik ke atap, dan lain-lain.
Sejumlah penderita mengalami fobia ketinggian sepanjang waktu. Tetapi sebagian orang mengalami akrofobia sebagai respons terhadap rangsangan langsung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.