KOMPAS.com - Dua hari menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 15 Agustus 1945 terjadi perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Sukarno.
Perdebatan serius tersebut berlangsung di kediaman Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta sekitar pukul 22.00 WIB.
Kedatangan para pemuda mereka untuk melaporkan hasil pertemuan pemuda digelar di sebuah ruangan Laboratorium Biologi Pegangsaan Timur No 17.
Pertemuan tersebut digelar tidak lepas adanya kabar bahwa Jepang sudah menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Sehingga para pemuda mendesak agar proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia segera dilakukan. Namun, usaha mereka mengalami kegagalan. Bahkan Sukarno marah dan tidak mau dipaksa.
Baca juga: Arti dan Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Dilansir situs Kementerian Sekretariat Negara Rapublik Indonesia, "...Sekarang Bung, sekarang...! malam ini juga kita kobarkan revolusi...! kata Chaerul Saleh dengan menyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang..."
“Kita harus segera merebut kekuasaan ! tukas Sukarni berapi-api. Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami... ! seru mereka bersahutan.
Bahkan Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan; ... Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .
Sukarno marah saat mendengar ancaman dari kelompok pemuda. Sukarno langsung berdiri dan menghampiri Wikana sambil berkata, "
Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari!.
Baca juga: Detik-detik Proklamasi Berkumandang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.