Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pribadi P.K. Ojong

Kompas.com - 25/07/2020, 08:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS - P.K. Ojong, salah satu pendiri Kompas, telah menjadi panutan bagi semua golongan.

Dilansir dari Hidup Sederhana Berpikir Mulia: P.K. Ojong (2014) karya Helen Ishwara, Petrus Kanisius Ojong lahir dengan nama Auw Jong Peng Koen.

Ia lahir pada 25 Juli 1920 di Bukittinggi, dari seorang ibu bernama Njo Loan Eng Nio dan ayah bernama Aue Jong Pauw.

Semasa kecil, Ojong sering dijuluki Si Kepala Gede. Hal ini karena Ojong sulit keluar dari ibunya karena kepalanya besar.

Setelah lahir, Ojong kemudian dibawa pulang ke rumah ayahnya di Jalan Lundang di Payakumbuh. Ojong memiliki tiga saudara kandung, satu adik perempuan dan dua adik laki-laki.

Baca juga: Biografi Siddharta Gautama, Pendiri dan Penyebar Agama Buddha

Pendidikan P.K. Ojong

Pada saat itu, sekolah dasar berbagasa pengantar Belanda dikotak-kotakkan menurut golongan. Ada Hollandsch Inlandsche School (HIS) untuk pribumi, Hollandsch Chineesche School (HCS) khusus anak-anak Tionghoa, dan Europeesche Legere School (ELS) untuk golongan Eropa.

Anak pemuka golongan pribumi, Tionghoa, atau Arab bisa diterima di ELS dengan jumlah yang sedikit. Bertepatan dengan Peng Koen atau Ojong masuk sekolah, dibuka sebuah HCS yang diasuh oleh biarawati-biarawati Franciscanes. Peng Koen pun belajar di sekolah tersebut.

Sejak sekolah, Ojong dikenal sebagai murid yang pandai dan tidak nakal. Bahkan dirinya dinilai sangat disiplin dan memiliki kemauan yang keras.

Karena ingin meneruskan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, sekolah setingkat SMP) dan di Payukumbuh belum ada MULO, Ojong pindah sekolah ke Padang.

Hal ini supaya mudah meneruskan ke MULO Katolik yang diasuh oleh Frater Nicander dan Frater Servaas. Mulai kuartal II Kelas VII, Ojong pindah ke HCS Katolik di Padang yang letaknya sekompleks dengan MULO.

Kemudian menjadi murid Fraters MULO pada 1934-1937. Melanjutkan jenjang berikutnya di Sekolah Guru Atas Negeri di Jatinegara (1937-1940) dan lulusan April 1951 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1946-1951).

Baca juga: Biografi Sapardi Djoko Damono: Penyair Legendaris Indonesia

Terpikat senyuman Chaterine

Pertengahan 1947, dalam suatu acara pertemuan orang-orang muda, Ojong melihat seorang gadis yang senyumnya sangat manis. Ojong kemudian langsung terpikat.

Seorang teman Ojong yang mengenal gadis tersebut, kemudian memberitahu nama gasid itu, Chaterine. Gadis Magelang yang belum lama tinggal di Jakarta.

Ojong memang gigih dan tidak setengah-setengah kalau melaksanakan sesuatu, apalagi dalam usaha merebut hati gadis pujaannya.

Setelahmendapat restu dari orangtua Chaterine, mereka brtunangan resmi pada 4 April 1949 dan menikah di Catatan Sipil tanggal 6 Juli 1949. Ojong dan istrinya dikarunia enam anak, empat laki-laki dan dua perempuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com