Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Sapardi Djoko Damono: Penyair Legendaris Indonesia

Kompas.com - 19/07/2020, 11:50 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu penyair terkenal Indonesia, Sapardi Djoko Damono dikabarkan meninggal dunia pada, Minggu (19/5).

Selain sebagai penyair, Sapardi Djoko Damono juga dikenal sebagai penulis puisi dan buku.

Banyak karya-karya yang dihasilkan dan cukup terkenal di masyarakat.

Siapa Sapardi Djoko Damono?

Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai seorang penyair.

Baca juga: Sastrawan Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia

Dalam buku Sapardi Djoko Damono: Karya dan Dunianya (2006) karya Bakdi Soemanto, Sapardi Djoko Damono dilahirkan di Solo pada, 20 Maret 1940 tepatnya di daerah Kratonan.

Ia merupakan anak pertama pasangan Sadyoko dan Sapariah. Ayahnya merupakan seorang abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta yang mempunyai keahlian menatah wayang kulit.

Sejak kecil Sapardi, suka kluyuran seperti ayahnya dengan pergi atau main ke berbagai tempat.

Namun, setelah pindah rumah dari Ngadijayan yang merupakan rumah eyang (kakek) Sapardi ke daerah Komplang daerah Solo bagian utara.

Ia lebih banyak tinggal di rumah. Karena daerah yang ditempat tidak ramai seperti di tempat tinggal sebelumnya dan belum ada listrik. Penerangan dilakukan menggunakan senthir atau teplok.

Akan tetapi, keputusannnya banyak di rumah dan menikmati kesendirian itu tidak menghentikan untuk kluyuran. Namun, kluyurannnya bukan dalam arti fisik di dunia nyata melainkan di dunia batinnya.

Baca juga: Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, Warganet Ungkapkan Dukacita

Dengan kata lain, Sapardi terus menerus pengembaraan. Jelasnya, dengan masuk ke dalam telinganya sendiri, Sapardi menyusup ke dalam sanubarinya.

Sambil membongkar pasang kata, untuk mendengarkan secara lebih jelas dan terang bisikan yang diucapkan kepadanya.

Menulis Puisi

Pada tahun kepindahan dari Ngadijayan ke Kampung Komplang, Sapardi mulai menulis puisi. Ia belajar menulis pada November 1957.

Ia menulis apa saja, pokoknya tidak mengutip maupun menerjemahkan. Satu bulan setelah belajar menulis, karya yang berupa sajak dimuat di majalah kebudayaan yang terbit di Semarang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Direct and Indirect Speech dalam Bahasa Inggris

Direct and Indirect Speech dalam Bahasa Inggris

Skola
4 Unsur Pembentuk Kepribadian

4 Unsur Pembentuk Kepribadian

Skola
3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

Skola
Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Skola
Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

Skola
Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Skola
Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Durma

Serat Wulangreh Pupuh Durma

Skola
Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Skola
Patrape Nggawa Basa Jawa

Patrape Nggawa Basa Jawa

Skola
Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Skola
15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com