KOMPAS.com - Candi Borobudur merupakan situs arkeologi candi Buddha terbesar di dunia.
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Dibangun pada 824 masehi oleh Raja Samaratungga ketika masa Wangsa Syailendra. Selesai pada 847 masehi oleh Ratu Prabudawardhani, putri Samaratungga.
Pada dasarnya Candi Borobudur adalah bangunan Indonesia asli yang berupa punden berundak.
unsur asli Indonesia dalam pembuatan candi-candi kebudayaan Hindu-Buddha yaitu batu berundak.
Dalam buku Bunga Rampai Sejarah Indonesia: dari Borobudur hingga Revolusi Nasional (2019) karya Moehkardi, ditinjau dari segi bentuk dan fungsinya bangunan Candi Borobudur hakikatnya berupa bangunan stupa.
Yaitu, bangunan suci agama Buddha yang dalam bentuk aslinya berbentuk kubah separuh bola yang berdiri di atas sebuah lapik dan diberi payung di atasnya.
Baca juga: Candi Borobudur: Candi Terbesar di Dunia
Stupa Borobudur telah mengalami perkembangan arsitektur, dikombinasikan dengan bangunan suci Indonesia pra Hindu yang disebut punden berundak.
Punden berundak adalah bangunan sederhana berbentuk segi empat yang berundak-undak atau bertingkat-tingkat.
Oleh karena itu, stupa Borobudur memiliki bentuk yang khas dan tidak ada duanya di negara Buddha mana pun.
Enam tingkat di bagian bawah berbentuk bujur sangkar, yang setiap sisinya dibuat berliku dengan tonjolan-tonjolan sudut. Sehingga memberi kesan sebagai bangunan bersegi banyak.
Tingkat tingkatan di atasnya berbentuk lingkaran, dihiasi dengan sejumlah stupa.
Sedangkan pada tingkat di atasnya dan di pusat didirikan sebuah stupa induk besar berdiameter 9,90 meter dan tinggi 7 meter.
Stupa induk berfungsi sebagai pusat dan puncak bangunan Borobudur menjadi tingkat yang ke-10.
Baca juga: Tokoh di Balik Kemahsyuran Candi Borobudur
Berdasarkan jumlah tingkatan yang kesepuluh, Dr. J.G Casparis, sejarawan Belanda pada 1950 mengemukan bahwa Candi Borobudur pada hakikatnya merupakan gambaran secara visual filsafat agama Buddha.