Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan dan Peninggalan Islam di Sumatera

Kompas.com - 26/06/2020, 18:25 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Masuknya Islam di Pulau Sumatera dipercaya sebagai cikal bakal penyebaran Islam di Nusantara.

Kedatangan agama Islam pertama kali di Indonesia melalu Barus sebuah daerah yang terletak di Pantai Barat Sumatera pada abad ke-7 yang pada waktu itu si Sumatera telah berdiri Kerajaan Sriwijaya yang bercorak Buddha.

Selanjutnya dikembangkan ke wilayah Aceh dan menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Pembawa agama Islam ke Indonesia adalah para pedagang dari Gujarat dan orang-orang Persia, kemudian orang-orang Arab.

Perkembangan Islam di sana sangat pesat. Banyak peninggalan-peninggalan sejarah pengarus Islam.

Peninggalan sejarah di Sumatera

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Barus disinyalir sebagai perkampungan Islam tertua di Nusantara.

Masuknya Islam ke Indonesia khususnya Barus melalui berbagai macam cara, seperti perdagangan, pernikahan dan tasawuf.

Baca juga: Teori Masuknya Islam di Nusantara

Di sana banyak ditemukan sebuah makam kuno di komplek pemakaman Mahligai, Barus. Dalam batu nisan tertulis bahwa Syaikh Rukunuddin wafat pada 672 M.

Terdapat juga makam Syaikh Ushuluddin yang panjangnya kira-kira 7 meter.

Batu nisan penguasa pertama Kerajaan Samudera Pasai berangka tahun 696 Sultan Malik Al Saleh. Ini merupakan bukti utama wangsa muslim di kawasan Indonesia-Malaya.

Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas muslim di Barus sudah ada pada era itu.

Selain dari perdagangan masuknya Islam ke daerah Sumatera juga dipengaruhi oleh kerajaan- kerajaan yang ada di Sumatera. Serta dakwah dakwah dari wali-wali atau ulama yang ada pada saat itu.

Dari Kesultanan Aceh inilah kemudian pengaruh Islam menyebar keseluruh Nusantara.

Bukti-bukti penyebaran kebudayaan Islam masih dapat dijumpai hingga kini, diantaranya adalah masjid dan makam-makam.

Islam di Sumatera

Dalam buku Sejarah Politik dan Kekuasaan (2019) karya Tappil Rambe dkk, pada abad ke-7, Barus sudah tersohor hingga Eropa dan Timur Tengah karena penghasil kapur barus dan rempah-rempah.

Baca juga: Snouck Hurgronje, Tokoh Orientalis yang Mempopulerkan Teori Gujarat

Pada akhir abad itu, pedagang Arab mulai menjejakan kakinya di pelabuhan Barus untuk melakukan perdagangan dan penyebaran agama Islam.

Setelah Islam masuk di Sumatera Utara, orang Sumatera lebih terbuka untuk berinteraksi kepada para pedagang.

Para pedagang Arab kemudian menikah dengan wanita lokal dan memiliki keturunan.

Dari situ sehingga terbentuklah komunitas muslim. Islam diterima baik di Sumatera Utara, karena tidak memandang kasta layaknya agama Hindu-Buddha.

Kemudian karena baiknya hubungan baik antara masyarakat lokal dengan para ulama yang datang dari negara Arab.

Setelah masuknya Islam, perkembangan selanjutnya dilakukan oleh Kerajaan Aceh terhadap beberapa kerajaan di Sumatera dan wilayah lain.

Sebelum masuknya Islam ke Sumatera, penduduk Sumatera sudah terlebih dahulu memeluk agama Hindu dan sebagian menganut agama parmalin.

Baca juga: Pengaruh Islam di Bidang Sosial, Sistem Kasta di Masyarakat Pudar

Dalam hikayat raja-raja Pasai dan sejarah Melayu disebutkan bahwa Nakhoda Ismail dan Fakir Muhammad datang dari Mekkah pertama mengislamkan Barus.

Kemudian berkembang ke Lamuri (Banda Aceh), Aru, dan baru ke Pasai. Sumber tersebut dibuktikan dengan adanya batu nisan yang ada di Kota Rentang, Barus.

Dari periode temuan itu dipastikan jenis batu nisan di Kota Rentang sudah digunakan sejak abad ke-13 M.

Maka daerah Kota Rentang, Hamparan Perak sudah menjadi kawasan penting sejak abad itu. Selanjutnya Kerajaan Aru/Haru sudah dipastikan sebagai kerajaan Islam sejak pertengahan abad ke-13 M.

Hal itu didasarkan pada jenis batu nisan di Kota Rentang, hikayat raja-raja Pasai, sejarah Melayu atau kunjungan Marcopolo pada 1292.

Bahwa penguasa Aru, Sultan Husi n menjadi bukti jika Kerajaan Aru telah beragama Islam.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Skola
Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Skola
Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Skola
Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Skola
Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Skola
Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Skola
5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

Skola
Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com