Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konferensi Asia Afrika 1955: Persiapan, Hasil dan Kendala

Kompas.com - 23/04/2020, 17:30 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Bandung menghasilkan Dasasila Bandung. Peran Indonesia dalam KAA sangat penting sebagai pemrakarsa sekaligus tempat penyelenggaraan.

Konferensi Asia Afrika

Mengutip Sumber Belajar Kemdikbud RI, Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika diadakan pada 18-24 April 1955 di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Penyelenggara KAA 1955 adalah lima negara dalam Konferensi Kolombo sekaligus peserta Konferensi Panca Negara.

Adapun lima negara penggagas Konferensi Asia Afrika adalah:

  1. Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo
  2. Ceylon (Srilanka) diwakili oleh Perdana Menteri Sir John Kotelawala
  3. Burma (Myanmar) diwakili oleh Perdana Menteri U Nu
  4. Pakistan Perdana Menteri Mohammed Ali
  5. India diwakili oleh Perdana Menteri Jawaharlal Nehru

Baca juga: Latar Belakang Konferensi Asia Afrika 1955

Sebanyak 24 negara dari Asia dan Afrika menghadiri KAA, yaitu:

  1. Afghanistan
  2. Kamboja
  3. Republik Rakyat Tiongkok (China)
  4. Mesir
  5. Ethiopia
  6. Pantai Emas (Gold Coast)
  7. Iran
  8. Irak
  9. Jepang
  10. Yordania
  11. Laos
  12. Libanon
  13. Liberia
  14. Libya
  15. Nepal
  16. Filipina
  17. Saudi Arabia
  18. Sudan
  19. Syria
  20. Thailand (Muangthai)
  21. Turki
  22. Republik Demokrasi Vietnam (Vietnam Utara)
  23. Vietnam Selatan
  24. Yaman

Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika adalah sebagai negara pemrakarsa konferensi, sebagai tuan rumah Konferensi Panca Negara di Bogor 28-29 Desember 1954 sebagai pertemuan pendahuluan KAA, dan sebagai tempat penyelenggaraan KAA 1955.

Tujuan Konferensi Asia Afrika adalah untuk mempererat solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika dan menentang penjajahan (kolonialisme) negara-negara Barat.

Baca juga: Konferensi Asia-Afrika 1955: Sejarah, Peserta, dan Hasilnya

Persiapan KAA

Pada 15 April 1955, surat undangan KAA dikirimkan kepada 25 Kepala Pemerintahan negara Asia dan Afrika. Tetapi ada satu negara yang menolak yaitu Federasi Afrika Tengah (Central African Federation) karena masih dikuasai orang-orang bekas penjajahnya.

Sebanyak 24 negara menerima baik undangan meski pada mulanya ada negara yang masih ragu-ragu. Sebagian besar delegasi tiba di Bandung lewat Jakarta pada 16 April 1955.

Gedung Dana Pensiun dipersiapkan sebagai tempat sidang-sidang konferensi. Hotel Homann, Hotel Preanger dan 12 hotel lain serta perumahan perorangan dan pemerintah dipersiapkan sebagai tempat menginap para tamu yang berjumlah 1300 orang.

Saat memeriksa persiapan terkahir di Bandung pada 17 April 1955, Presiden Soekarno meresmikan penggantian nama beberapa tempat dengan tujuan menciptakan suasana yang sesuai tujuan konferensi.

Gedung Concordia diubah namanya menjadi Gedung Merdeka, Gedung Dana Pensiun menjadi Gedung Dwi Warna, dan sebagian Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia Afrika.

Pada 18 April 1955, KAA berlangsung di Gedung Merdeka Bandung mulai jam 09.00 WIB dengan pidato pembukaan oleh Presiden RI, Soekarno. Sidang-sidang selanjutnya dipimpin oleh Ketua Konferensi PM RI Ali Sastroamidjojo.

Baca juga: Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia

Dasasila Bandung

KAA 1955 di Bandung melahirkan kesepakatan bersama yang disebut Dasasila Bandung, yaitu sepuluh pokok tindakan dalam usaha menciptakan perdamaian dunia.

Berikut ini 10 pokok Dasasila Bandung:

  1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan, serta asas-asas kemanusiaan yang termuat dalam Piagam PBB.
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
  3. Mengakui persamaan semua suku-suku bangsa dan persamaan semua bangsa besar maupun kecil.
  4. Tidak melakukan campur tangan dalam soal-soal dalam negara lain.
  5. Tidak melakukan tekanan terhadap negara-negara lain.
  6. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi terhadap integritas teritorial dan kemerdekaan negara lain.
  7. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai seperti perundingan, persetujuan dan lain-lain yang sesuai dengan Piagam PBB.
  8. Memajukan kerja sama untuk kepentingan bersama.
  9. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.

Baca juga: Konferensi Kolombo 1954

Kendala KAA II

Dalam penutup komunike terakhir dinyatakan bahwa KAA menganjurkan supaya kelima negara penyelenggara mempertimbangkan untuk adanya konferensi kedua dengan meminta pendapat negara-negara lain.

Tetapi usaha untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika kedua selalu mengalami hambatan yang sulit diatasi.

Penyelenggaraan KAA II hampir terwujud pada 1964, tetapi tiba-tiba negara tuan rumah Aljazair terjadi pergantian pemerintahan sehingga konferensi tidak jadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kemdikbud
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com