KOMPAS.com - Kehidupan manusia pada masa praaksara dapat diketahui dari beberapa peninggalan yang ditemukan.
Mengutip Kemdikbud RI, masa praaksara adalah masa manusia sebelum mengenal tulisan. Pada masa praaksara, manusia purba dalam memenuhi kebutuhan hidup sangat tergantung pada alam.
Terdapat tiga jenis manusia yang hidup zaman praaksara yaitu Meganthropus Palaeojavanicus, Pithecanthropus Erectus, dan Homo Sapiens.
Berdasarkan penemuan seorang paleontologis dan geologis dari Jerman, Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald pada 1936 dan 1941, manusia paling primitif di Indonesia adalah Meganthropus Palaejavanicus.
Baca juga: Kehidupan Zaman Praaksara
Zaman praaksara tidak meninggalkan bukti-bukti berupa tulisan. Temuan berbagai benda pada zaman pra aksara dinamakan artefak. Artefak adalah benda-benda atau alat-alat hasil kebudayaan manusia.
Artefak dari zaman praaksara terbuat dari batu, tanah liat dan perunggu. Beberapa peninggalan zaman praaksara di Indonesia antara lain:
Baca juga: Jenis Peninggalan Bersejarah
Kapak genggam disebut juga kapak perimbas, yaitu berupa batu yang dibentuk menjadi semacam kapak. Teknik pembuatan kapak genggam masih kasar, bagian tajam hanya pada satu sisi, dan belum bertangkai. Cara penggunaan dengan digenggam.
Kapak genggam ditemukan di Lahat Sumatera Selatan, Kalianda Lampung, Awangbangkal Kalimantan Selatan, Cabbenge Sulawesi Selatan dan Trunyan Bali.
Alat serpih adalah batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam yang dibentuk menjadi tajam. Alat ini berfungsi sebagai serut, gurdi, penusuk dan pisau.
Alat serpih ditemukan di Punung, Sangiran dan Ngandong di lembah Sungai Bengawan Solo, Gombong di Jawa Tengah, Lahat, Cabbenge dan Mengeruda di Flores Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Upaya Pelestarian Peninggalan Bersejarah
Sumatralith disebut juga Kapak Genggam Sumatera. Teknik pembuatan lebih halus daripada kapak perimbas. Bagian tajam sudah di kedua sisi. Cara penggunaan masih digenggam. Sumatralith ditemukan di Lhokseumawe Aceh dan Binjai Sumatera Utara.
Beliung persegi adalah alat dengan permukaan memanjang dan berbentuk persegi empat. Seluruh permukaa alat telah digosok halus. Sisi pangkal diikat pada tangkai dan sisi depan diasah sampai tajam.
Beliung persegi berukuran besar berfungsi sebagai cangkul. Sedangkan yang berukuran kecil berfungsi sebagai alat pengukir rumah atau pahat. Beliung persegi ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Lombok dan Sulawesi.
Kapak lonjong adalah alat berbentuk lonjong yang digunakan untuk memotong kayu dan berburu. Seluruh permukaan telah digosok halus. Sisi pangkal agak runcing dan diikat pada tangkai. Sisi depan lebih melebar dan diasah sampai tajam.
Kapak lonjong ditemukan di Sulawesi, Flores, Tanimbar, Maluku dan Papua.
Baca juga: Manfaat Peninggalan Bersejarah
Mata panah adalah alat berburu yang sangat penting. Mata panah dibuat bergerigi dan digunakan untuk berburu dan menangkap ikan.
Tempat penemuan mata panah di Gua Lawa, Gua Gede, Gua Petpuruh di Jawa Timur dan Gua Cakondo, Gua Tomatoa Kacicang, Gua Saripa di Sulawesi Selatan
Alat dari tanah liat antara lain gerabah. Alat ini dibuat secara sederhana, tapi pada masa perundagian, alat ini dibuat dengan teknik yang lebih maju.
Bangunan megalitik adalah bangunan yang terbuat dari batu besar, didirkan untuk keperluan kepercayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.