KOMPAS.com - Gunung adalah fenomena alam berupa daratan menonjol dengan puncak dan lereng.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), gunung terbentuk karena lempeng bumi bergerak dan saling menabrak satu sama lain.
Di antara ratusan ribu gunung yang ada di dunia, sebagian di antaranya adalah gunung berapi.
Berbeda dari gunung biasa, gunung berapi punya celah untuk mengeluarkan material yang panas di dalamnya.
Keluarnya material itu disebut dengan gunung meletus atau erupsi.
Baca juga: Letusan Gunung Berapi
Gunung meletus terjadi ketika adanya tenaga dari dalam bumi yang mendorong perut bumi mengeluarkan isinya.
Isi perut bumi yang dimaksud adalah magma. Magma adalah batuan meleleh yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, lebih dari 1.000 derajat celsius.
Dilansir dari BBC, batuan meleleh menjadi magma ketika lempeng tektonik bergerak kemudian saling mendekat atau menjauh.
Baca juga: Enam Letusan Dahsyat Gunung Berapi di Indonesia
Namun jika magma itu padat dan kental, gas yang dikandungnya tak bisa keluar sehingga terjebak di dalam.
Gas yang terjebak itu membuat tekanan menjadi tinggi. Tekanan tinggi berbahaya sebab bisa membuat ledakan yang sangat berbahaya bagi kehidupan di permukaan bumi.
Selain itu, letusan gunung berapi juga bisa terjadi ketika magma bertemu dengan air yang berada di bawah permukaan bumi.
Baca juga: 10 Gunung Tertinggi di Indonesia
Pertemuan kedua material itu akan menghasilkan uap. Jika uap terperangkap, bisa membuat tekanan di dalam menjadi tinggi.
Tekanan tinggi akan membuat ledakan yang dahsyat.
Magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Lava yang mendingin nantinya menjadi batu.
Selain lava, gunung meletus juga mengeluarkan abu, gas, dan material panas lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.