Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Etis: Tujuan dan Latar Belakang

Kompas.com - 25/02/2020, 08:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

Educasi

Edukasi merupakan program peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) dan pengurangan jumlah buta huruf rakyat yang berimplikasi baik untuk pemerintah Belanda.

Baca juga: Es Krim, Sejarah dan Perkembanganya

Di mana untuk mendapatkan tenaga kerja terdidik namun dengan gaji yang murah.

Dalam pendidikan sedikit dilakukan untuk memberikan tingkat peluang yang lebih besar di tingkat dasar, menengah.

Dalam bidang pendidikan sangat berperan dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan di Hindia Belanda. Pada 1900, berdiri sekolah-sekolah, baik untuk kaum priyayi maupun rakyat biasa yang hampir merata di daerah-daerah.

Latar Belakang 

Sistem tanam paksa yang dilakukan pemerintah Belanda di Hindia Belanda menjadi awal dari keluar politik etis.

Dikutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), di mana sistem yang berlangsung pada masa tersebut banyak diprotes dan dikecam di Belanda.

Politik etis dipelopori oleh Pieter Brooshooft (wartawan) dan C. Th. Van Deventer (politikus) pada 1899. Mereka mengecam kepada pemerintah Belanda karena telah menguras kekayaan dari Hindia Timur.

Baca juga: Sejarah Pramuka Indonesia, Organisasi Kepanduan sejak Era Belanda

Dilansir Enyclopaedia Britannica (2015), Pieter Brooshooft dan C. Th. Van Deventer membuka mata pemerintah Belanda untuk lebih memperhatikan nasib rakyat pribumi.

Mereka beragumen, pemerintah Belanda telah begitu lama mengambil untung besar dari wilayah jajahan, sementara rakyat pribumi menderita. Hutang Kehormatan yang harus dilunasi.

Maka pemerintah Belanda memiliki kewajiban moral untuk melakukan balas budi melalui kesejahteraan penduduk.

Pada 1863, sistem tanam paksa dihapuskan dan Pemerintah Belanda mulai menerapkan sistem ekonomi liberal. Di mana modal-modal swasta mulai diperkenankan datang ke Hindia Belanda.

Politik ekonomi secara tidak langsung membuka ruang sangat besar bagi swasta. Kondisi itu melahirkan perkebunan milik swasta semakin meluas.

Namun kondisi tersebut tidak berpengaruh pada nasib rakyat. Karena politik ekonomi tersebut tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat pribumi.

Adanya kecaman tersebut, akhirnya pada 1901 Ratu Belanda Wilhelmina mengeluarkan kebijakannya yang disebut dengan politik etis.

Baca juga: Sejarah Sabun: Berawal dari Lemak Hewan

Ratu Wilhelmina menyampaikan pidatonya, bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi pada bangsa pribumi di Hindia Belanda.

Pidato tersebut merupakan suatu awal kebijakan untuk memakmurkan Hindia Belanda dan dikenal dengan politi etis atau politik balas budi.

Kebijakan Etis dilihat oleh pendukungnya yang paling bersemangat sebagai percobaan  yang dirancang untuk mengubah masyarakat Indonesia. 

Di mana untuk memungkinkan elit baru untuk berbagi dalam kekayaan peradaban Barat, dan untuk membawa koloni ke dunia modern. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelangkaan: Pengertian dan Contohnya

Kelangkaan: Pengertian dan Contohnya

Skola
Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Asosiatif

Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Asosiatif

Skola
Dampak Positif Hubungan Sosial

Dampak Positif Hubungan Sosial

Skola
Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perubahan Sosial

Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perubahan Sosial

Skola
Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perkembangan Zaman

Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perkembangan Zaman

Skola
Ciri-ciri Hubungan Sosial Individu dan Kelompok

Ciri-ciri Hubungan Sosial Individu dan Kelompok

Skola
Identitas Individu dan Kelompok

Identitas Individu dan Kelompok

Skola
Fungsi Manajemen dalam Kegiatan Sekolah

Fungsi Manajemen dalam Kegiatan Sekolah

Skola
Konsep Manajemen: Unsur dan Tingkatan

Konsep Manajemen: Unsur dan Tingkatan

Skola
30 Contoh Kalimat Asking, Giving, and Refusing Permission

30 Contoh Kalimat Asking, Giving, and Refusing Permission

Skola
Koperasi: Ciri, Prinsip, dan Peran

Koperasi: Ciri, Prinsip, dan Peran

Skola
Proses Pembaruan Kebudayaan dan Faktornya

Proses Pembaruan Kebudayaan dan Faktornya

Skola
Tahap Pendirian Koperasi Sekolah

Tahap Pendirian Koperasi Sekolah

Skola
Mengenal Sistem Panca Indera Manusia dan Fungsinya

Mengenal Sistem Panca Indera Manusia dan Fungsinya

Skola
Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com