KOMPAS.com - Manusia purba tertua di Indonesia saat ini diyakini hidup 1,8 juta tahun lalu.
Fosilnya baru ditemukan pada 2019 lalu di Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah.
Namun sebelum penemuan di Bumiayu, selama puluhan tahun, Meganthropus paleojavanicus diyakini sebagai manusia purba tertua di Indonesia.
Bagaimana proses penemuannya? Berikut kisahnya seperti dikutip dari buku Manusia Purba di Indonesia (2019) dan Zaman Prasejarah (2019):
Meganthropus pertama ditemukan oleh peneliti kelahiran Jerman-Belanda, Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald pada 1941.
Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba jenis megantropus paleojavanicus di daerah Sangiran, Jawa Tengah.
Baca juga: Manusia Purba di Indonesia: Jenis dan Ciri-cirinya
Bagian fosil yang ditemukan yakni:
Fosil itu dinamai "mega" karena ukurannya besar, paling besar dibanding fosil-fosil yang ditemukan sebelumnya.
Dalam genus manusia, spesies ini dinamai Meganthropus paleojavanicus, yang berarti manusia besar tertua yang berasal dari Jawa.
Rahang dan giginya besar. Kira-kira hampir sama ukurannya dengan rahang gorila.
Meganthtopus temuan von Koeningswald berasal dari masa Pleistosen awal (lapisan bawah).
Baca juga: Museum Purbakala Sangiran, Tempat Belajar Evolusi Manusia
Meganthropus atau kerap disebut Manusia Sangiran, tadinya adalah manusia purba tertua yang ditemukan di Indonesia.
Kemudian pada 1952, peneliti Marks juga menemukan fosil rahang bawah Meganthropus di Sangiran dari Pleistosen tengah.
Berdasarkan umur lapisan tanah tempat penemuan, diperkirakan fosil yang ditemukan itu berumur 1-2 juta tahun.
Baca juga: Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Bumiayu Sama dengan di Sangiran
Sampai sekarang belum ditemukan perkakas atau alat-alat yang digunakan Meganthropus.
Namun di Afrika, di lapisan yang hampir sama, ditemukan fosil dan alat batu-batu yang masih kasar.
Alat-alat berupa kapak penetak dan alat serpih menunjukkan pola kehidupan yang masih sangat sederhana.
Sehingga, disimpulkan Meganthropus hidup dengan mengumpulkan makanan (food gathering).
Makanan utamanya tumbuh-tumbuhan, yakni umbi dari dalam tanah. Sebab, mereka belum mengenal api.
Baca juga: Bagaimana Pola Makan Zaman Manusia Purba?
Para ahli kesulitan mengidentifikasi keberadaan dan kebudayaan yang ditinggalkan.
Fosil yang ditemukan juga sangat sedikit. Ini menimbulkan perbedaan pendapat di antara para ahli.
Ada yang menggolongkannya sebagai Pithecanthropus. Tetapi ada juga yang menganggapnya sebagai Australopithecus.
Namun banyak juga ahli yang kemudian mengklasifikasikannya sebagai Homo erectus paleojavanicus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.