Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Cut Nyak Dien, Pejuang Wanita yang Ditakuti Belanda

Kompas.com - 08/02/2020, 14:30 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Cut Nyak Dien, salah satu pahlawan wanita Indonesia asal Aceh yang terkenal dalam perlawanan melawan penjajah.

Cut Nyak Dien, ikut berperang langsung bersama para pejuang melawan penjajah. Meski seorang wanita, Cut Nyak Dien tidak gentar dan terus memimpin perlawan melawan Belanda.

Cut Nyak Dien, merupakan sosok yang ditakuti oleh Belanda. Karena mampu mengobarkan semangat perlawanan rakyat Aceh.

Baca juga: Berkunjung ke Rumah Cut Nyak Dhien di Aceh

Pada usia 12 tahun, Cut Nyak Dien sudah dinikahkan oleh orang tuanya pada tahun 1862 dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga, putra dari uleebalang Lamnga XIII.

Mulai berperang

Dikutip situs resmi Provinsi Aceh, Cut Nyak Dien lahir di Lampadang, Kerajaan Aceh 1848 dari keluarga bangsawan yang taat beragama di Aceh Besar.

Dia, mulai ikut mengangkat senjata dan berperang melawan Belanda pada 1880. Itu tidak lepas dari tewasnya suami Cut Nyak Dien, Teuku Cek Ibrahim Lamnga saat bertempur pada 29 Juni 1878.

Kematian suaminya membuat Cut Nyak Dien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Belanda.

Pada 1880, Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Umar dan mempersilahkan ikut bertempur di medan perang.

Bergabungnya Cut Nyak Dien berhasil meningkatkan moral semangat perjuangan Aceh melawan Belanda. Kemudian perang dilanjutkan secara gerilnya dan dikorbankan perang fisabillah.

Baca juga: Pahlawan Wanita Dalam Hidup Kita yang Sering Terlupakan

Siasat perang

Pada 30 September 1893, Teuku Umar membuat siasat dengan menyerahkan diri kepada Belanda bersama pasukan. Cara itu dilakukan untuk mempelajari taktik perang Belanda.

Namun itu membuat rakyat Aceh marah dan menganggap Teuku Umar sebagai penghianat karena telah bekerjasama.

Dikutip situ resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), setelah beberapa tahun bergabung dengan Belanda, Teuku Umar dan Cut Nyak Dien balik menyerang Belanda.

Setelah fasilitas lengkap dan mencukupi Teuku Umar mengumpulkan rakyatnya membagikan senjata dan menyerang belanda kembali. Perang yang dilakukan Teuku Umar secara gerilnya.

Naas, saat perang yang terjadi pada 11 Februari 1899 membuat Teuku Umar tewas tertembak. Meski suaminya meninggal, Cut Nyak Dien lalu memimpin perlawanan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh.

Dengan kondisi Cut Nyak Dien semakin rentan. Matanya mulai rabun dan terkena encok. 

Ditambah sumber makanan yang tidak pasti karena benar-benar telah habis dan jumlah pasukan yang juga berkurang.

Baca juga: 4 Perempuan Pahlawan Nasional

Kondisi itu membuat pasukannya iba dan salah satu anak buahnya melaporkan lokasi markasnya kepada Belanda. Dengan mudah Belanda menyerang markas Cut Nyak Dien di Beutong Le Sageu dan membuatnya terkejut. 

Mereka tetap berperang matia-matian, tapi berhasil digagalkan oleh pasukan Belanda. 

Cut Nyak Dien pun akhirya tertangkap. Sementara anak Cut Nyak Dien bernama Cut Gambang berhasil melarikan diri hutan.

Setelah ditangkap Cut Nyak Dien kemudian dibawa ke Banda Aceh. Di Banda Aceh, Cut Nyak Dien sempat mendapatkan perawatan untuk penyakitnya. 

Bahkan penyakitnya, seperti rabun dan encok berangsur-angsur sembuh.

Dibuang

Setelah ditangkap dan mendapatkan perawatan, Cut Nyak Dien selanjutnya dibuang atau dipindahkan ke Sumedang, Jawa Barat.

Baca juga: Lahirkan Banyak Pahlawan Nasional, Gowa Jadi Suri Teladan Daerah Lain

Pemindahan tersebut dilakukan karena Belanda merasa ketakutan dan khawatir. Karena kehadirannya akan menciptakan semangat perlawanan bagi rakyat Aceh. 

Apalagi masih banyak pejuang-pejuang Aceh yang belum tunduk dengan Belanda. 

Di Sumedang, ditahan bersama tahanan politik Aceh lain. Pada 6 November 1908, Cut Nyak Dien meninggal karena usianya yang sudah tua.

Cut Nyak Dien dimakamkam di daerah pengasingan. Bahkan makam Cut Nyak Dien baru ditemukan pada 1959.

Pada 2 Mei 1962, Presiden Sokarno melalui SK Presiden RI Nomor 106 Tahun 1964 diangkat menjadi pahlawan nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perubahan Sosial

Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perubahan Sosial

Skola
Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perkembangan Zaman

Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perkembangan Zaman

Skola
Ciri-ciri Hubungan Sosial Individu dan Kelompok

Ciri-ciri Hubungan Sosial Individu dan Kelompok

Skola
Identitas Individu dan Kelompok

Identitas Individu dan Kelompok

Skola
Fungsi Manajemen dalam Kegiatan Sekolah

Fungsi Manajemen dalam Kegiatan Sekolah

Skola
Konsep Manajemen: Unsur dan Tingkatan

Konsep Manajemen: Unsur dan Tingkatan

Skola
30 Contoh Kalimat Asking, Giving, and Refusing Permission

30 Contoh Kalimat Asking, Giving, and Refusing Permission

Skola
Koperasi: Ciri, Prinsip, dan Peran

Koperasi: Ciri, Prinsip, dan Peran

Skola
Proses Pembaruan Kebudayaan dan Faktornya

Proses Pembaruan Kebudayaan dan Faktornya

Skola
Tahap Pendirian Koperasi Sekolah

Tahap Pendirian Koperasi Sekolah

Skola
Mengenal Sistem Panca Indera Manusia dan Fungsinya

Mengenal Sistem Panca Indera Manusia dan Fungsinya

Skola
Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan

Skola
4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Skola
Mengenal 6 Jenis Gaya beserta Contohnya

Mengenal 6 Jenis Gaya beserta Contohnya

Skola
Mengapa Astronot Melayang-layang di Luar Angkasa?

Mengapa Astronot Melayang-layang di Luar Angkasa?

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com