KOMPAS.com - Tahukah kamu jika berbagai fenomena alam yang terjadi di permukaan bumi erat kaitannya dengan struktur lapisan-lapisan di bawah permukaan bumi.
Bencana adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan yang disebabkan, baik oleh faktor alam, non alam maupun faktor manusia dan menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan psikologi.
Baca juga: Ahli Gizi Ungkap Kendala Pemenuhan Nutrisi Pengungsi Bencana Alam
Ada beberapa fenomena alam atau bencana yang sering terjadi, yakni;
Berikut penjelasannya tentang mekanisme terjadinya atau penyebab bencana alam:
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), gunung meletus adalah gunung berapi yang di kerak bumi mengeluarkan letusan batuan cair, pecahan batu panas, dan gas panas.
Letusan gunung berapi merupakan tampilan luar biasa dari kekuatan bumi. Mesti letusan spektakuler bisa untuk diamati, letusan tersebut juga bisa menyebabkan kematian.
Sebelum letusan terjadi akan didahului dengan penumpukan magma di reservoir yang dekat dengan permukaan bumi. Selain itu dapat didahului dengan emisi uap dan gas dari ventilasi kecil di dalam tanah.
Bahkan akan terjadi beberapa gempa kecil yang disebabkan oleh meningkatnya magma padat dan kental yang berosilasi (variasi periodik waktu) terhadap selubung magma.
Baca juga: Periode 1-20 Januari 2020, 74 Orang Meninggal Akibat Bencana Alam
Gunung berapi menjadi tokoh utama banyak orang yang telah belajar hidup dengan letusan. Tapi sains terlambat mengakui peran penting vulkanisme dalam evolusi bumi.
Gunung berapi sangat erat kaitannya dengan aktivitas lempeng tektonik. Sebagian besar gunung berapi, seperti di Jepang dan Islandia terjadi di pinggiran lempeng berbatu yang sangat besar yang membentuk permukaan bumi.
Dikutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), gunung mempunyai dapur magma yang berada di bawah permukaan mengandung cairan yang sangat panas.
Dapur magma tersebut berbeda-beda antara satu gunung dengan gunung yang lain. Tiap gunung bisa saja mempunyai dapur magmanya masing-masing, namun bisa juga mempunyai dapur magma yang saling terhubung satu dengan yang lain.
Gunung berapi menyimpan energi yang suatu saat harus dilepaskan dalam bentuk letusan. Setelah letusan terjadi dan energi dari magma sudah dilepaskan, maka akan mengalami hibernasi atau masa tenang.
Indonesia merupakan negara yang dikelilingi hampir 150 gunung api aktif dan bisa kapan saja meletus. Gunung di Indonesia yang sudah meletus seperti gunung Krakatau, gunung Galunggung, Gunung Merapi, atau Gunung Sinabung.
Baca juga: Jenis-jenis Bencana Alam, Nonalam dan Sosial
Gunung berapi di Indonesia terbentuk akibat adanya tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudera, yang mengakibatkan adanya bagian yang terangkat.
Gempa bumi disebabkan oleh berlalunya gelombang seismik melalui batuan bumi. Gelombang tersebut dihasilkan ketika beberapa bentuk energi yang tersimpan di kerak bumi dan tiba-tiba dilepaskan.
Biasanya ketika massa batuan yang saling berhadapan tiba-tiba patah dan tergelincir.
Gempa bumi terjadi pada saat batuan di kerak bumi mengalami tekanan yang sangat hebat oleh pergerakaan lempeng-lempeng yang menjadi landasan benua.
Sebagian besar terjadi ketika lempeng samudera dan lempeng benua di kerak bumi saling bergesekan. Kejadian itu akan menghasilkan gelombang kejut yang dirasakan manusia.
Dampaknya di sekitar area-area tersebut terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Saat batas elastisitas lempeng terlampaui, terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba.
Proses tersebut mengakibatkan getaran partikel ke segala arah yang disebut sebagai gelombang gempa bumi. Dalam setahun gempa bumi dapat terjadi hingga ratusan kali.
Tapi tidak semua gempa bumi bisa dirasakan manusia. Hanya beberapa saja yang bisa dirasakan dan bisa merusak bangunan.
Baca juga: Mengawali Tahun 2020, Bencana Alam di Jabar Renggut 7 Nyawa, 4 Hilang
Tsunami merupakan bencana alam yang disebabkan naiknya gelombang laut ke daratan dengan kecepatan tinggi. Itu terjadi adanya gempa yang terjadi dan berpusat di bawah lautan.
Biasanya tsunami terjadi apabila gempa melebihi 7 skala richter. Sebanyak 90 persen tsunami disebabkan oleh pergerakan lempeng yang terletak di bawah lautan.
Gempa yang terjadi di dasar laut akan berdampak munculnya tekanan ke arah vertikal. Kemudian dasar laut akan naik dan turun dalam rentang waktu yang singkat.
Air di pantai akan surut ke tengah sungai. Itu membuat keseimbangan air laut yang kemudian menjadi gelombang besar dan bergerak ke wilayah daratan.
Tsunami merambat dengan kecepatan mencapai 500 hingga 1.000 kilometer per jam. Saat mencapai pantai kecepatan berkurang menjadi 30 hingga 50 kilometer per jam.
Masyarakat harus siap siaga jika suatu bencana datang. Karena Indonesia merupakan negara yang berpotensi terjadinya bencana, seperti gunung meletus, gampa bumi, atau tsunami.
Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Baca juga: Banyak Bencana Alam Terjadi Tahun Ini, Berikut Penjelasan BMKG
Pada bagian Selatan dan Timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk menghadapi bencana:
Jika terjadi gempa, jika di dalam rumah sebaiknya keluar rumah. Jika tidak mungkin keluar rumah sebisanya masuk ke kolong meja atau kolong tempat tidur untuk melindungi kejatuhan benda-benda.
Jika tidak ada meja, lindungi kepala dengan bantal, dan segera mencari bagian sudut tembok rumah lindungi kepala dengan cara duduk meringkuk, dan matikan kompor jika sedang memasak.
Saat terjadi tsunami, terlebih dahulu kenali tanda-tanda tsunami. Kemudian segera mencari tempat aman yang tinggi, seperti bukit karena untuk mengurangi banyak korban jiwa.
Saat gunung meletus, sebisa mungkin siaga setelah ada tanda-tanda gunung akan meletus. Rencanakan proses evakuasi paling baik dan bekerjasama dengan lingkungan.
Saat gunung meletus terjadi, pakailah masker, kacamata dan jaket, topi untuk lindungi diri dari abu vulkanik dan awan panas. Karena abu vulkanik sangat berbahaya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.