Setahun kemudian, Nien kembali. Pada saat itu, singa begitu sibuk dengan pekerjaan barunya menjaga gerbang kaisar sehingga tidak bisa membantu. Penduduk desa buru-buru mengambil beberapa bambu dan kain dan membuat gambar singa.
Dua pria merangkak masuk ke dalam replika singa, berlari dan berjingkrak-jingkrak. Menghadapi makhluk yang luar biasa ini, Nien lari lagi.
Maka pada Tahun Baru Cina, Tarian Singa (Barongsai) dilakukan untuk mengirim ancaman untuk mengusir kejahatan selama setahun lagi.
Baca juga: Warna Merah, Identik pada Perayaan Imlek
Tarian Singa tidak hanya dipandang sebagai pertunjukan kekuatan dan seni yang terampil tetapi juga sebagai disiplin pikiran dan tubuh.
Secara eksternal, Tarian Singa adalah latihan tubuh penuh untuk meningkatkan kesehatan dan membutuhkan keterampilan dan ketangkasan.
Gerakan dalam tarian ini juga merupakan pengembangan kekuatan batin dan disiplin diri untuk menerima tantangan hidup dengan keanggunan.
Transmisi tarian singa adalah penyampaian tradisi, garis keturunan, keterampilan dan hubungan.
Dibutuhkan rasa hormat, kesetiaan dan rasa hormat kepada Sifu, pemimpin kelompok, sesama siswa dan bahkan pada kepala singa.
Baca juga: Kue Keranjang: Sejarah dan Maknanya
Barongsai dilakukan oleh dua penari yang memerankan singa, di mana satu orang memainkan kepala singa dan yang lain menjadi bagian tubuh dan ekor di bawah kain yang melekat pada kepala singa.
Seseorang berperan menjadi Buddha yang menggoda dan memimpin singa dengan kipas. Sosok Buddha ini penting karena melambangkan seorang bhikkhu di kuil yang mengawasi dan memimpin singa.
Singa juga diiringi oleh musisi, memainkan drum besar, simbal dan gong. Musik mengikuti gerakan singa dan melambangkan deru singa. Drum mengikuti singa, simbal dan gong mengikuti pemain drum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.