Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pewaris Sifat pada Makhluk Hidup

Kompas.com - 24/01/2020, 20:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

Susunan kromosom pada sel penyusun tubuh berbeda dengan susunan kromosom yang ada pada sel kelamin.

Kromosom pada sel tubuh susunannya berpasangan dan itu disebut diploid. Jika susunan kromosom pada sel kelamin tidak berpasangan dan disebut haploid.

Jumlah kromosom sel tubuh sebanyak 23 pasang. Karena dalam keadaan diploid, jumlah total kromosomnya 23 x 2 = 46 buah kromosom.

Baca juga: Pakar Genetika Medik Luruskan soal Kelamin Ganda Bocah 3 Tahun di Cianjur

Kromosom nomor 1 sampai nomor 22 disebut autosom (kromosom tubuh), sedangkan kromosom nomor 23 disebut gonosom (kromosom kelamin).

Kromosom nomor 23 (gonosom) inilah yang membedakan kalian laki-laki atau perempuan.

Hukum pewaris sifat

Penelitian pertama mengenai penurunan sifat adalah Gregor Mendel. Ia seorang pendeta dan juga ahli botan dari Austria.

Mendel, melakukan penelitian tentang pewaris sifat pada 1856. Dalam meneliti Mendel, memakai kacang kapri sebagai obyek.

Karena kacang kapri memiliki sifat yang kontras, dapat melakukan penyerbukan sendiri.

Mudah melakukan penyerbukan silang, mempunyai daur hidup yang relatif pendek dan menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak. Teorinya itu dikenal dengan Hukum Mendel.

Pada teori tersebut, ada dua, yakni hukum Mendel I dan hukum Mendel II. Hukum Mendel I disebut juga hukum segregasi adalah mengenai kaidah pemisahan alel pada waktu pembentukan gamet.

Pembentukan gamet terjadi secara meiosis, di mana pasangan homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi atau terjadi pemisahan alel - alel pada gen secara bebas dari diploid menjadi haploid.

Baca juga: Penyuntingan Gen, Harapan Baru dalam Menghindari Kelainan Genetika

Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Pada hukum asortasi setiap gen atau sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen atau sifat lain.

Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet pada persilangan dihibrid atau persilangan dengan dua sifat beda.

Salah satu percobaannya yang terkenal adalah persilangan antara kacang ercis biji bulat warna kuning dengan tanaman kacang ercis bentuk biji keriput warna hijau.

Hasilnya menetapkan genotip untuk berbiji bulat dan berwarna kuning dengan genotip dominan dan kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau dengan genotip resesif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Skola
Mengenal 6 Jenis Gaya beserta Contohnya

Mengenal 6 Jenis Gaya beserta Contohnya

Skola
Mengapa Astronot Melayang-layang di Luar Angkasa?

Mengapa Astronot Melayang-layang di Luar Angkasa?

Skola
2 Cara Memperbesar Gaya Gesek Pada Suatu Benda

2 Cara Memperbesar Gaya Gesek Pada Suatu Benda

Skola
Mengapa Aluminium dan Tembaga Tidak Dapat Dibuat Menjadi Magnet?

Mengapa Aluminium dan Tembaga Tidak Dapat Dibuat Menjadi Magnet?

Skola
Apa Itu Digital Marketing?

Apa Itu Digital Marketing?

Skola
Kearifan Lokal: Pengertian dan Contohnya

Kearifan Lokal: Pengertian dan Contohnya

Skola
Apa Itu Penilaian Formatif?

Apa Itu Penilaian Formatif?

Skola
4 Arti Penting Perdamaian Dunia untuk Kemajuan Negara

4 Arti Penting Perdamaian Dunia untuk Kemajuan Negara

Skola
Mengapa Magnet Harus Dijauhkan dari Peralatan Elektronik?

Mengapa Magnet Harus Dijauhkan dari Peralatan Elektronik?

Skola
4 Tahap Pembentuk Kepribadian

4 Tahap Pembentuk Kepribadian

Skola
Mengenal Privilege dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengenal Privilege dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Skola
Pengertian Mobilitas Sosial, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Mobilitas Sosial, Jenis, dan Contohnya

Skola
7 Definisi Kebudayaan menurut Para Ahli

7 Definisi Kebudayaan menurut Para Ahli

Skola
Teori Kardinal dalam Perilaku Konsumen

Teori Kardinal dalam Perilaku Konsumen

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com