Sejarawan JJ Rizal dalam kolomnya di Kompas.com (17/8/2016) mengatakan Soekarno pun beberapa kali bersikap keras kepada Jepang.
Baca juga: Empat Serangkai: Tokoh, Sejarah Terbentuk, dan Kiprahnya
Sikap ini ditunjukkan Soekarno ketika "janji kemerdekaan di kemudian hari" yang disampaikan PM Koiso ternyata tidak serius.
"Sukarno marah besar sehingga menakutkan Miyoshi, pejabat Gunseikanbu. Alhasil dibentuklah BPUPKI," kata JJ Rizal.
Jepang tak bisa berkelit. Untuk melunasi janjinya, mereka membentuk satu badan yang bertugas mempersiapkan dan merancang berdirinya negara yang merdeka dan berdaulat.
Pada 26 April 1945, badan itu, Dokoritsu Zyumbi Coosakai atau Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dibentuk.
Soekarno, Moh Hatta, Soepomo, AA Maramis, Abdul Wahid Hasyim, dan Moh Yamin direkrut ke dalamnya.
Baca juga: Chuo Sangi-in: Latar Belakang, Tujuan, Tugas, dan Tokohnya
Di saat yang sama, Soekarno juga juga mengirim surat kepada pelajar-pelajar Indonesia di Jepang bahwa ia tak percaya kemerdekaan akan diberikan Jepang, tetapi harus direbut dengan perjuangan.
Nyatanya, Jepang tidak pernah melunasi janji itu. Jepang tak kunjung memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Hingga pada 6 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima. Menyusul bom ke Nagasaki pada 9 Agustus.
Akibat bom itu, Jepang lumpuh dan tak berdaya. Jepang akhirnya menyatakan kekalahan dan menyerah.
Baca juga: Kekalahan Jepang di Perang Asia Timur Raya
Kabar kekalahan Jepang segera dimanfaatkan oleh golongan pemuda untuk merebut kemerdekaan. Maka pada 17 Agustus 1945, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan.
Buku "Konflik Bersejarah - Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia" karya Nino Oktorino yang diterbitkan Elex Media Komputindo, bisa dibeli di Gramedia.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.